27.8 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Yayasan Geutanyoe Rayakan Hari Anak Nasional Bersama Pengungsi Rohingya

LHOKSEUMAWE | ACEH INFO – Dalam rangka memeriahkan Hari Anak Nasional (HAN), Yayasan Geutanyoe merayakannya bersama anak pengungsi Rohingya di Kantor Eks Imigrasi Kota Lhokseumawe, Rabu, 23 Juli 2024.

“Di tempat penampungan sementara pengungsi Rohingya ini adalah hak anak-anak yang paling nyata tidak terpenuhi, adalah hak atas pendidikan dan hak untuk bermain bagi anak-anak selama berada dalam di penampungan,” ujar Officer Yayasan Geutanyoe, Hanum A Rahman, kepada acehinfo.id, Rabu, 24 Juli 2024.

Untuk memenuhi salah satu hak anak yaitu hak tumbuh kembang, pada Hari Anak Nasional tahun 2024, Yayasan Geuntayoe melaksanakan beberapa kegiatan yang melibatkan 227 Anak pengungsi, semua kegiatan ini didanai oleh CLFI – Canada, kegiatan tersebut antara lain: lomba makan krupuk, lomba bawa bola pakai sendok, lomba melempar bola

Selain kegiatan sejumlah perlombaan, dalam keseharian anak-anak pengungsi juga diajarkan literasi seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia. Sehingga mereka bisa merasakan pendidikan walaupun bukan pendidikan formal.

“Kegiatan literasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Geutanyoe, adalah sebagai bentuk pemenuhan hak anak untuk bisa menerima pendidikan dan tumbuh kembang,” katanya.

Untuk mendukung hak anak sehat, Yayasan Geutanyoe juga menginisiasi dokter spesialis guna melakukan kunjungan ke pengungsian secara mandiri setiap sebulannya dan pengungsi bisa mengakses melalui klinik yang tersedia di tempat penampungan.

“Dengan total jumlah pengungsi sebanyak 407 orang dan kapasitas penampungan yang tidak mencukupi ditambah perlakukan yang pernah didapat dari pengungsian di Cox Bazar, membuat mereka butuh perlindungan dan ini sangat mempengaruhi tumbuh kembang dari anak-anak pengungsi,” terangnya.

Menurut UNHCR, kata Hanum, pengungsi Rohingya terus mencari keselamatan dengan menempuh perjalanan kapal yang berbahaya di laut meskipun telah mengetahui resikonya.

Ia menjelaskan, tahun 2022, adalah salah satu tahun paling mematikan dalam sejarah pergerakan maritim pengungsi Rohingya di Asia Tenggara, dengan 348 orang secara tragis dipastikan tewas atau hilang, termasuk anak-anak.

“Lebih dari 70 persen pengungsi Rohingya yang mendarat di Indonesia selama sebulan terakhir adalah perempuan dan anak-anak,” pungkasnya.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS