BANDA ACEH | ACEH INFO – Fakultas Hukum Universitas Malikussaleh (Unimal) bekerjasama dengan International Centre for Aceh and Indian Ocean Studies (ICAIOS) menyelenggarakan seminar internasional.
Kegiatan itu membahas tentang krisis lengungsi di Asia Tenggara, Aceh dan Sekitarnya, Kamis, 27 Juni 2026, di Aula Fakultas Hukum Unimal.
Dekan Fakultas Hukum Unimal, Faisal, menyampaikan, seminar internasional ini sebagai bentuk perayaan Hari Pengungsi Sedunia, yang tahun ini mengusung tema “Solidaritas dengan Pengungsi”.
Meskipun pengungsi sebagai tamu tidak diundang, tetapi harus kita urus. Selain itu, seminar international tersebut juga bagian dari rangkaian kegiatan Unimal Constitutional Week yang diprakarsai oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Hukum Unimal.
Direktur Eksekutif ICAIOS, Reza Idria, mengatakan kehadiran peserta menunjukkan antusiasme yang tinggi, terutama mahasiswa, untuk belajar tentang isu-isu global, regional dan lokal terkait isu krisis kemanusiaan serta penanganannya.
“Secara umum, kita harapkan seminar ini dapat memperkuat solidaritas masyarakat terhadap pengungsi yang saat ini tersebar di beberapa tempat di Aceh,” harapnya.
Acara seminar internasional ini diisi oleh empat pembicara dengan kepakaran yakni Nyi Nyi Kyaw sebagai Research Chair on Forced Displacement in Southeast Asia di lembaga Regional Center for Social Science and Sustainable Development, Chiang Mai University, Thailand, yang berbicara tentang krisis pengungsi dan implikasinya untuk Asia Tenggara termasuk Aceh.
Selanjutnya, Muhammad Riza Nurdin yang merupakan Visiting Researcher di Asia-Japan Research Institute, Ritsumeikan University, Jepang, yang juga merupakan peneliti senior ICAIOS.
Ia memberikan presentasi tentang Pengungsi dan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030 dan bagaimana Aceh bisa berkontribusi.
Pembicara yang lain adalah Dai Milenial yang sudah mengglobal yaitu Ustad Amri Fatmi tentang Prinsip Kemanusiaan Islam Terhadap Pengungsi, serta akademisi Unimal, Malahayati yang menbahas tentang prinsip-prinsip utama dalam perlindungan pengungsi Internasional.
Kegiatan seminar internasional ini dilakukan secara hybrid. Selain dihadiri oleh 200 lebih peserta luring, ada lebih dari 100 peserta daring melalui aplikasi zoom.[]
Editor: Izal Syarizal
