BANDA ACEH | ACEHINFO – Ketua Relawan Safari Politik, Teungku Adly, yang merupakan pendukung Paslon 01 Bustami Hamzah-Fadhil Rahmi, dengan tegas membantah pernyataan Nasrul Sufi, Ketua Dek Fadh Center Aceh. Menurut Teungku Adly, tudingan bahwa ada agenda menggagalkan Pilkada Aceh melalui media massa merupakan upaya pengalihan isu dari fakta-fakta kecurangan yang mulai terungkap, khususnya di Aceh Utara.
“Nasrul Sufi tidak bisa mengabaikan laporan yang sudah beredar luas di masyarakat, baik melalui media mainstream maupun media sosial. Kecurangan dan kekerasan yang terjadi di Aceh Utara bukan sekadar narasi, tetapi disertai bukti-bukti konkret yang kini sedang diproses oleh pihak berwenang,” ujar Teungku Adly dalam keterangan lnya di Banda Aceh, Senin (2/12/2024).
Teungku Adly menjelaskan, sejumlah saksi di lapangan telah melaporkan berbagai bentuk intimidasi, ancaman, hingga kekerasan terhadap pemilih di beberapa TPS di Aceh Utara. Laporan ini diperkuat dengan bukti video dan foto yang sudah tersebar di media sosial.
“Kami sudah menyerahkan bukti-bukti tersebut kepada pihak yang berwenang, termasuk Panwaslih dan aparat keamanan. Tuduhan bahwa pemberitaan ini hanyalah agenda politik adalah bentuk pengalihan perhatian dari pelanggaran serius yang dilakukan oleh pihak 02,” tegasnya.
Ia juga menambahkan bahwa Aceh Utara merupakan daerah strategis dengan jumlah pemilih yang besar, sehingga upaya kecurangan yang dilakukan secara sistematis, terstruktur, dan masif (TSM) di daerah tersebut berpotensi memengaruhi hasil Pilkada secara keseluruhan.
Teungku Adly menyebut pernyataan yang mengatakan Pilkada berlangsung aman dan damai sebagai bentuk pelecehan terhadap fakta di lapangan.
“Bagaimana mungkin disebut damai jika ada intimidasi, ancaman, dan bahkan kekerasan terhadap masyarakat yang ingin menggunakan hak pilihnya? Apakah ini yang disebut demokrasi?” sindirnya.
Salah satu kasus kekerasan yang disoroti adalah pengeroyokan terhadap Amri (45), seorang simpatisan Paslon 01, di Desa Meucat, Kecamatan Syamtalira Aron, Aceh Utara. Insiden ini terjadi pada hari pemungutan suara, Rabu (27/11/2024), diduga karena Paslon 01 unggul dalam penghitungan suara di wilayah tersebut.
Menurut laporan polisi yang diterima Polres Aceh Utara (STTLP/160/XI/2024), Amri dipukul oleh sekelompok orang yang disebut-sebut berafiliasi dengan Paslon 02. Video pengeroyokan tersebut kini beredar luas di media sosial.
Ia juga mengkritik imbauan Nasrul kepada media mainstream agar tidak memberitakan dugaan kecurangan.
“Ini adalah bentuk tekanan kepada media untuk bungkam dan tidak memberitakan kebenaran. Media adalah pilar demokrasi, dan tugas mereka adalah memberikan informasi yang akurat kepada publik,” tambah Teungku Adly.
Terkait dengan situasi di Aceh Utara, Teungku Adly mendesak agar dilakukan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di sejumlah TPS yang terbukti terjadi kecurangan. “Hak rakyat Aceh untuk memilih dengan bebas harus dilindungi. Jika ada TPS yang terindikasi kecurangan, solusinya adalah PSU untuk memastikan hasil yang adil dan transparan,” tegasnya.
Sebagai penutup, Teungku Adly mengajak semua pihak untuk mendukung proses hukum dan memastikan Pilkada Aceh 2024 berlangsung bersih dan adil.
“Kami percaya rakyat Aceh menginginkan demokrasi yang bermartabat, bukan kemenangan yang diraih melalui kecurangan. Mari kita kawal Pilkada ini demi masa depan Aceh yang lebih baik,” pungkasnya.