BANDA ACEH | ACEH INFO – Aksi penipuan di dunia maya masih kerap terjadi di Indonesia, bahkan di Aceh. Padahal, polisi telah membentuk cyber crime untuk mengejar para pelaku kriminal yang sering beraksi lewat jalur daring tersebut.
Kian hari, skema yang dilakukan oleh para pelaku penipuan semakin canggih. Meskipun demikian, pakar keamanan Kaspersky, Roman Dedenok, menyebutkan ada lima tanda umum aksi penipuan online dapat dideteksi oleh masyarakat.
Apa saja itu?
Pertama, menawarkan hadiah menarik hingga rasa takut. Scammers menurut Roman Dedenok, sering memanfaatkan perasaan kritikal dalam dari manusia seperti keserakahan atau ketakutan.
Ada beberapa tawaran yang diberikan scammers untuk menggaet calon korban. Biasanya tawaran hadiah luar biasa dari sebuah produk atau tunjangan pemerintah dan juga cryptocurrency gratis.
Selain itu, scammers juga sering mengintimidasi calon korban, mengancam untuk mengirim video korban yang–mungkin sering menonton film porno— ke seluruh kontak. Scammers juga kerap mengancam akan merusak reputasi situs web perusahaan mereka.
Dalam kedua kasus tersebut, seperti dilansir Liputan6.com, pelaku kejahatan siber mencoba untuk memangkas kemampuan korban untuk merespons secara rasional.
Scammers biasanya mengirimkan ancaman tersebut melalui email atau chat dan sejenisnya. Dedenok mengingatkan jika ada ancaman seperti itu, maka Anda harus membacanya dengan seksama karena kemungkinan besar adalah pesan berupa penipuan online. Dedenok juga mengimbau untuk tidak menghiraukan.
Kedua, scammers sering memanfaatkan perasaan terburu-buru atau waktu yang sempit. Skema ini bertujuan untuk menghilangkan daya pikir kritis seseorang. Biasanya scammers mengeksploitasi perasaan tersebut dengan menetapkan tenggat waktu yang ketat.
Tanda ketiga adalah desain yang amatir, seperti sebuah kesalahan yang jelas dalam sebuag pesan. Menurut Dedenok, itu merupakan tanda bahaya lain yang mungkin berasal dari para penipu. Apapun alasan kesalahan ketik, janji “0ne мilIion d0llars” menurut Dedenok adalah tanda bahaya yang pasti.
Scammers juga sering memanfaatkan orang-orang yang gemar mencari database. Ketika calon korban mengunjungi situs web penipuan dari email atau chat, penipu biasanya mencoba menarik mereka melalui serangkaian tugas sederhana.
Dedenok mencontohkan seperti mengisi survei singkat atau memilih sejumlah kotak yang diduga berisi hadiah. Hal ini dilakukan agar penipu mendapatkan detail informasi pribadi korban.
Terlepas dari detail skenario yang ada, tujuan keseluruhannya sederhana dan jelas yaitu membuat orang tersebut menginvestasikan sedikit waktu dan membuat mereka tetap di halaman.
Sehingga semakin lama waktu yang diberikan, semakin kecil kemungkinan mereka untuk menutup halaman saat pembayaran diminta, dan itu pasti akan terjadi.
Saat situs web yang menjanjikan tunjangan besar meminta terlalu banyak data konfidensial yang tidak diperlukan, Kaspersky menyarankan Anda untuk segera menutup laman tersebut.
Tanda lain Anda sedang diincar penipu adalah permintaan biaya alias down payment (DP). Para penipu online biasanya akan meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang demi keperluan verifikasi kartu atau pembayaran pendaftaran di beberapa database.
Penipu akan bersikeras untuk tidak memberikan hadiah yang dijanjikan, sebelum korban mentransfer uang sejumlah yang diminta. Selain itu, penipu juga berpotensi mendapatkan informasi pribadi korban apabila korban membagikan detail kartu kredit.[]
EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS