Salah seorang warga setempat, Muhammad mengatakan, tumpukan sampah di TPA tidak bisa diratakan karena alat berat yang ada di lokasi rusak dan sedang dilakukan perbaikan oleh pihak Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Lhokseumawe.
TPA tersebut memiliki luas total 14 hektare, meliputi tempat pengelolaan sampah dan tempat pembuangan sampah. Dari total luas TPA itu, baru sekitar 6 hektare yang digunakan sebagai lokasi pembuangan sampah, masih ada sisa 8 hektare lagi yang belum digunakan.
Sementara itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Lhokseumawe, Syuib S.Sos saat diwawancarai media ini membenarkan kerusakan alat berat di Lokasi TPA Alue Lim.
“Iya, Benar, di Lokasi TPA ada empat alat berat, 2 unit Buldoser, yaitu tipe D3 dan D5. Sedangkan Ekskavator 2 unit, di mana 1 diantaranya jenis backhoe. Yang Beko Loader ini sedang diperbaiki karena rusak,” ungkap Syuib.
“Masih proses perbaikan, spare part nya sudah ada, tetapi ada kerusakan lainnya, yaitu di cabang tiga, jadi belum bisa kita operasikan, jika digunakan takutnya kerusakan akan merembet ke komponen lainnya. Jadi untuk sementara kita akan upayakan alternatif dengan menggunakan alat berat dari luar,” jelasnya.
Lebih lanjut Syuib menyampaikan bahwa setiap harinya, TPA Alue Lim menampung sampah rata-rata antara 75-80 Ton, bahkan saat lebaran bisa mencapai 90 Ton.
“Saat lebaran seperti kemarin, sampah bisa mencapai 90 ton per harinya, paling banyak berasal dari kecamatan Banda Sakti yang persentasenya mencapai 65 persen,” katanya.
Sebagaimana diketahui, Pj Wali Kota Lhokseumawe, Dr Imran memiliki visi untuk menjadikan Lhokseumawe menjadi kota yang bersih, kota yang tertib, kota yang indah, kota yang nyaman, dan kota yang kreatif dan inovatif.