JAKARTA| ACEHINFO-Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi memenuhi panggilan DPR,untuk menjelaskan mengenai persoalan minyak goreng di Tanah Air. Di hadapan para anggota dewan, dia menyebut adanya praktif mafia minyak goreng di sejumlah daerah.
“Ada orang-orang yang tidak sepatutnya mendapatkan hasil dari minyak goreng ini. Misalnya minyak goreng yang seharusnya jadi konsumsi masyarakat masuk ke industri atau diselundupkan ke luar negeri. Jadi di sini saya bilang mafia yang mesti kita berantas bersama,” katanya, di Gedung DPR, Kamis (17/3).
Kementerian Perdagangan (Kemendag) melihat dua kemungkinan penyebab sulitnya menormalisasi harga minyak goreng saat ini.
Mendag mengatakan, seharusnya dengan kebijakan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan Domestic Market Obligation (DMO), kebutuhan minyak goreng masyarakat bisa terpenuhi setiap bulannya.
Lutfi diserang sejumlah anggota DPR, karena dianggap gagal mengendalikan harga minyak goreng dipasaran. salah satunya Mufti Anam, Anggota Komisi VI DPR RI, dari PDIP. Dia mengkritik pernyataan Lutfi sebelumnya yang menyebut bahwa kelangkaaan stok dan tingginya harga minyak goreng karena adanya panic buying.
“Pak Menteri menyampaikan panic buying, gimana kita tidak panic buying, barangnya tidak ada, Pak. Mau beli nggak ada uangnya. Bapak seenaknya sendiri ngomong di media, ‘oh yang HET nggak ada tapi yang mahal ada’. Bapak menelan ludah sendiri, bikin aturan HET Rp 14 ribu tapi nggak ada barangnya,” kata Mufti Anam.
Dia menilai Lutfi tak mampu menangani persoalan minyak goreng dan menampar wajah Presiden Jokowi. “Pak Menteri tahu nggak, Pak Menteri jadi menteri ini sebagai pembantu presiden. Jangan jadi merepotkan presiden,” ujarnya.
Sebelum menghadap DPR, dan meninjau stok minyak goreng di Pasar Senen, Jakarta Pusat, Lutfi menyebut kenaikan harga dan kelangkaaan minyak goreng di tanah air disebabkan oleh konfli Rusia-Ukraina.
“Invasi Rusia terhadap Ukraina ini menyebabkan harga barang-barang tinggi terutama karena Ukraina dan Rusia penghasil daripada minyak sunflower atau bunga matahari. subtitute-nya adalah minyak CPO menyebabkan harga CPO loncat dari 14.600 pada awal Februari menjadi Rp18.000 kemarin,” ujarnya.[]