27.2 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Retreat Kepala Daerah: Pemenuhan Sistem Komando Presiden Prabowo Sampai Kesadaran Jiwa Korsa

Oleh: Al Hakan Jazuli, S.Pd

Setelah Retreat Kabinet Merah Putih yang diadakan di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, pada akhir Oktober 2024, yang mana menjadi salah satu momen penting dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Kini tiba giliran Kepala Daerah se-Indonesia yang akan mengikuti retreat di lembah tidar. Para kepala daerah akan mengikuti retreat di Akmil 21-28 Februari 2025.

Mereka akan mendapatkan materi dari puluhan menteri, Lemhannas serta arahan dari Presiden Prabowo Subianto.

Retreat Kepala Daerah dianggap sebagai kegiatan penting bagi kepala daerah yang baru terpilih setelah Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024.

Kegiatan ini tidak hanya seremonial, tetapi juga berfungsi sebagai pembekalan dan orientasi untuk para pemimpin daerah.

Tujuan utama dari retret ini adalah untuk menyelaraskan visi antara pemerintah pusat dan daerah, serta memperkuat koordinasi antar pemimpin daerah.

Dalam kegiatan ini, para kepala daerah akan mendapatkan pemahaman mendalam tentang tugas dan tanggung jawab mereka.

Selain itu, mereka juga akan dilatih untuk mengelola anggaran dengan efisien dan memahami pentingnya ketahanan nasional serta wawasan kebangsaan.

Retreat ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja pemerintahan daerah dan memberikan dampak positif bagi masyarakat.

Fenomena ini menarik untuk di analisis dari segi heuristik. Tidak aneh jika kita melihat dari perspektif Presiden Prabowo yang merupakan seorang Purnawirawan Perwira Tinggi TNI.

Sebagai seorang Presiden dan juga sebagai pemegang komando tertinggi di Indonesia yang mana jelas beliau ingin mengarahkan bawahannya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Human Resource Quality), agar memiliki sikap (Attitude) dan perilaku (Behaviour) yang lebih fokus kepada Sapta Marga, Sumpah Prajurit, Delapan Wajib TNI, Sebelas Azas Kepemimimpinan TNI.

Supaya dengan demikian dapat memberikan pengabdian terbaik (Excellent Service) dan kinerja yang tinggi (High Perfomance) bagi kejayaan bangsa dan negara.

Untuk itu, perlu adanya satu komunikasi yang efektif dan strategis yang dibangun (Effective and Strategic Communication). Komunikasi yang efektif memang sangat penting di dunia kemiliteran; jelas, singkat dan akurat.

Akademisi Versic dan Sriramesh mendefinisikan komunikasi efektif dalam dunia militer sangat integral sifatnya untuk keberhasilan misi suatu organisasi.

Distribusi komando kemiliteran memang bersifat campuran top-down, bottom-up, bottom-to-bottom maupun top-to-top.

Maka dari itu, diperlukan adanya sistem komando yang tidak multitafsir, yang berfungsi untuk memberikan dukungan secara maksimal kepada para komandan di semua tingkatan komando dalam hal penyediaan dan penyediaan informasi tepat waktu yang diperlukan untuk melaksanakan fungsi komando, perencanaan, pengorganisasian, penetapan tugas, dan bagian eksekutif, memimpin dan mengoordinasikan kegiatan (pengendalian).

Di sisi lain, Kamus pertahanan (Lexicon of Defense) Command of Poland and Europe mendefinisikan komando sebagai proses dimana komandan, dalam kewenangannya, membuat keputusan dengan ketelitian yang sangat tinggi, yang bertujuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dengan menggunakan kekuatan dan sarana yang dimilikinya.

Oleh karenanya, jelas bahwa Presiden Prabowo ingin memaksimalkan sumber daya yang dimiliki Indonesia. Sumber daya manusia ataupun alamnya, untuk kemakmuran dan kemajuan bangsa.

Jika kita masuk lebih kedalam Psikologi Operasi (PSYOP) Seorang Presiden Prabowo. Maka kita akan paham betul, bagaimana kepentingan bersama adalah tujuan bersama oleh karenanya kita juga memiliki masalah ataupun musuh bersama untuk mencapai tujuan bersama tersebut.

Dalam banyak literatur yang saya dapat memang, para prajurit ditanamkan konsepsi musuh bersama (Common Enemy) tersebut. Sejarah mencatat, Generasi 1945 memiliki Common Enemy yakni Kolonialisme.

Begitupula dengan generasi 1965 yang bersatu untuk menumpas komunisme yang merongrong Pancasila. Serta beberapa ujian integritas NKRI setelah itu, seperti gerakan separatisme di Aceh dan Papua, dan gerakan komunal yang bersifat SARA lainnya.

Disamping sebagai ajang koordinasi. Retreat ini secara tidak langsung akan menambah sifat kebersamaan (Brotherhood) dikalangan para pemimpin daerah. Didalam dunia kemiliteran, sifat ini dikenal dengan jiwa korsa.

Namun lebih daripada itu, jiwa Korsa didunia militer, sifatnya sangat luas dan dalam. Jiwa korsa mengandung inisiatif, tanggung jawab, loyalitas dan dedikasi untuk suatu hal yag mulia, seperti halnya dalam mempertahankan negara, prinsip yang benar, maupun hal-hal lain yang bersifat kebajikan dan kebaikan menolong dengan tetap mengedepankan rasa kebersamaan kewajaran, serta tidak menjurus ke chauvinisme dan fanatisme berlebihan terhadap sesuatu sehingga tidak bisa membedakan baik-buruk tapi kita harus melihat sisi kebersamaan demi kebaikan.

Jiwa Korsa yang disebut-sebut sebagai bentuk saling menghargai, menghormati saling merasakan kebahagiaan dan penderitaan gotong royong dalam setiap urusan.

Semangat jiwa korsa seharusnya bisa diterapkan pada hal-hal yang positif yang terkait dengan fungsi penunjang tupoksi sebuah satuan.

Dimana diharapkan dapat menyukseskan program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto, yang kemudian diturunkan ke dalam program implementatif Best Results Fast lima tahun ke depan untuk mencapai tujuan politik dan ekonominya sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.[]

Penulis adalah : Alumni Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Ar-Raniry Banda Aceh

 

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS