24.9 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Rekonsiliasi antara Milisi dengan GAM di Bener Meriah Ditunda?

BANDA ACEH | ACEH INFO – Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh menunda rekonsiliasi antara milisi dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Bener Meriah. Rencana rekonsiliasi tersebut semula dijadwalkan berlangsung pada Maret 2022 ini.

“Atas nama KKR Aceh sudah kita tunda,” kata Komisioner KKR Aceh, Bustami menjawab acehinfo.id, Selasa, 29 Maret 2022.

Sebelumnya, KKR Aceh menjadwalkan agenda rekonsiliasi antara milisi dengan GAM Bener Meriah terkait kasus penyerangan di Kampung Kresek Sedie Jadi, pada Selasa malam, 5 Juni 2001.

Sedie Jadi berada di Kecamatan Bukit Kabupaten Bener Meriah. Desa ini menjadi perkampungan terakhir di kecamatan tersebut dan dikelilingi oleh perkebunan kopi. Topografi kawasan Sedie Jadi juga dikelilingi bukit dengan jalan naik turun khas wilayah perbukitan.

Desa ini memiliki tiga dusun yang mayoritas penduduknya berprofesi sebagai petani. Hasil survey mahasiswa Universitas Syiah Kuala pada tahun 2016 menyebutkan luas Sedie Jadi mencapai 350 Hektar. Desa ini berbatasan dengan Desa Timang Gajah di sebelah utara, Desa Pondok Gajah di sebelah selatan, Desa Batin Baru di sebelah timur, dan Desa Uwak Pondok Sayur di sebelah barat.

Pada malam tersebut, Sedie Jadi dipimpin oleh seorang reje atau kepala desa. Namanya Sutrisno. Pria ini pula yang belakangan menggalang massa yang notabenenya putra Jawa kelahiran Sumatra untuk melawan kombatan GAM di Desa Sedie Jadi.

Perlawanan tersebut dilakukan lantaran Sutrisno mengaku penduduk desanya merupakan warga negara Indonesia yang berhak hidup di Aceh. Lagipula, seperti dilansir Kontras Aceh, para penduduk Sedie Jadi sudah lama menempati kawasan tersebut, dan bila diusir dari daerahnya, mereka tidak tahu akan tinggal dimana.

Pada malam tersebut, perlawanan yang dilakukan Sutrisno bersama warga desanya tidak seimbang dengan jumlah pasukan GAM. Lagipula, GAM pada saat itu sudah dilengkapi dengan senjata AK-47 buatan Russia.

Tidak sedikit korban yang tewas dalam konflik tersebut. Selain menimbulkan korban jiwa, penyerangan di Pondok Kresek malam itu juga mengakibatkan 15 unit rumah dan satu balai desa hangus dilalap api. Perang antara milisi dengan GAM baru berakhir pukul 23.30 WIB. Sementara TNI/Polri baru tiba di lokasi pada pukul 00.30 WIB.

Belakangan, warga setempat mendirikan prasasti untuk mengenang kejadian tersebut. Tugu itu dibangun di sebuah pertigaan. Tugu bergambar empat orang menghunus parang dan satu anak menggenggam bunga itu, turut mencantumkan lima nama yang menjadi korban dalam konflik malam itu.

Kampung Kresek inilah yang kemudian menjadi pelecut bagi suku Jawa di Aceh untuk membentuk front anti-GAM.

Gesekan yang pernah terjadi antara milisi di Pondok Kresek dengan GAM tersebutlah yang kemudian hendak direkonsiliasi pasca belasan tahun damai terjadi di Serambi Mekkah. Pendampingan dua kubu pun telah intens dilakukan KontraS Aceh dan KKR Aceh sejak 2019. “Mereka sudah sepakat berdamai,” tulis Bustami menjawab acehinfo, beberapa waktu lalu.

Baca: KKR Aceh Bakal Rekonsiliasi 16 Korban Konflik di Bener Meriah

Direncanakan, warga Pondok Kresek dan mantan kombatan GAM akan dipertemukan di satu panggung. Nantinya kedua pihak akan saling memaafkan di depan publik. Seremonial acara rekonsiliasi tersebut juga bakal dilaksanakan berdasarkan adat daerah setempat. Namun, sayangnya, rekonsiliasi ini ditunda untuk sementara waktu.

Ketika ditanya penyebab penundaan, Bustami hanya bergeming. Begitupula dengan Ketua KKR Aceh, Mastur Yahya. Beberapa kali acehinfo.id menghubunginya lewat sambungan seluler, Mastur kerap mengaku sedang ada kegiatan.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS