BANDA ACEH | ACEH INFO – Besok, tepatnya Selasa, 1 Februari 2022, warga Tionghoa bakal merayakan tahun baru Cina. Di Indonesia, tahun baru bagi Cina itu disebut Imlek. Sementara di beberapa negara lain juga akrab disebut Guo Nian atau Xin Jia. Namun, secara umum tahun baru Cina dikenal Chinese New Year.
Perayaan tahun baru Imlek dimulai pada hari pertama bulan pertama di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh di hari ke-15. Imlek saban tahun akan disemarakkan dengan lampion merah, dan khusus tahun ini juga dihiasi boneka Macan Air.
Nah, selain lampion merah dan boneka shio tersebut, ada beberapa hal lain yang harus dilakukan warga Tionghoa setiap Imlek. Apa saja itu?
Bagi-bagi Angpao
Imlek selalu identik dengan bagi-bagi angpao. Bagi warga Tionghoa, memberikan uang ke anak atau untuk mereka yang belum menikah dan orang yang belum memiliki pasangan adalah sebuah tradisi yang ditunggu.
Biasanya uang tersebut dimasukkan ke dalam amplop merah sebelum dibagikan. Hal ini sesuai dengan makna dari ‘angpau’ dalam bahasa Hokkian, dimana kata ‘ang’ berarti merah dan ‘pao’ berarti bungkus atau amplop.
Memberikan angpao dipercaya bakal memperlancar rezeki di kemudian hari. Namun, uang yang disisipkan dalam angpao tidak boleh mengandung angka 4 karena dianggap membawa sial.
Di dalam kepercayaan Tionghoa, angka 4 terdengar seperti kata ‘mati’. Selain itu, jumlah uang yang diberikan juga tidak boleh ganjil karena berhubungan dengan pemakaman.
Membersihkan rumah
Masyarakat Tionghoa juga memiliki tradisi untuk membersihkan rumah, sehari sebelum menyambut perayaan Imlek 2022.
Mereka percaya, dengan membersihkan rumah berarti juga membersihkan nasib buruk yang telah terakumulasi selama setahun terakhir.
Setelah rumah dibersihkan, biasanya akan dipasang beragam aksesoris atau hiasan khas Imlek di beberapa sudut ruangan dan meja. Hiasan tersebut diantaranya kue keranjang, jeruk, lampion dan sebagainya.
Dekorasi bernuansa merah
Asesoris atau hiasan khas imlek juga biasanya didominasi dengan warna merah, seperti lampion dan angpao. Bagi warga Tionghoa, warna merah dipercaya dapat membawa keberuntungan dan kebahagiaan sepanjang tahun.
Warna merah juga dipercaya dapat mengusir Nian atau sejenis makhluk buas yang hidup di dasar laut atau gunung, yang akan keluar saat musim semi atau saat tahun baru Imlek.
Hal ini pula yang membuat warga Tionghoa menyukai warna merah, sehingga mewarnai jendela dan pintu rumah dengan warna tersebut. Mereka juga sering menempeli kertas yang bertuliskan kalimat atau kata-kata baik.
Mengunjungi keluarga besar
Sama halnya seperti perayaan hari besar keagamaan lain, warga Tionghoa memanfaatkan momen Imlek untuk mengunjungi sanak saudara. Hal ini dilakukan untuk mempererat tali persaudaraan antar keluarga yang dalam setahun terakhir disibukkan dengan pekerjaan masing-masing.
Hidangan khas Imlek
Tahun baru Imlek biasanya akan dilengkapi dengan 12 macam masakan dan 12 macam kue yang melambangkan 12 shio. Selain melambangkan shio, ada juga makanan yang disajikan mengandung makna tersendiri.
Semisal ayam utuh yang melambangkan kemakmuran keluarga, Siu Mie yang melambangkan panjang umur, jeruk mandarin melambangkan rezeki, atau kue kerajaan yang melambangkan kekayaan.
Kembang api
Kembang api juga menjadi salah satu pertunjukkan paling meriah setiap imlek. Suaranya yang bising dianggap dapat membuat makhluk jahat ketakutan. Kembang api juga identik dengan hujan dalam kepercayaan Tionghoa, yang artinya hujan di saat imlek melambangkan banyaknya rezeki yang datang di muka bumi.
Barongsai
Khusus di Aceh, perayaan Imlek juga disertai dengan pertunjukkan Barongsai dan atraksi wushu. Perhelatan yang biasanya menyita perhatian masyarakat pribumi ini, kerap digelar di kawasan pecinan atau juga lokasi wisata.[]