28.3 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Prabowo Presiden, Aceh Harus Kembali Punya Nilai Tawar

Oleh: Tuanku Warul Waliddin, SE, Ak*

Minggu, 20 Oktober 2024 menjadi momentum penting dan bersejarah bagi Prabowo Subianto, tentunya pula bagi Bangsa Indonesia. Ia dilantik menjadi Presiden ke-8 Republik Indonesia.

Setelah perjalanan Panjang karir politiknya dan sempat beberapa kali gagal, sejak menjadi calon wakil presiden bersama Megawati, caalon presiden dengen Hatta Rajasa,  hingga berpasangan dengan Sandiaga Uno dan terakhir berpasangan dengan Gibran dan terpilih di 2024 ini.

Tentunya bagi kita Orang Aceh sosok Prabowo Subianto bukanlah sosok yang asing. Ia punya hubungan emosional dengan rakyat Aceh. Orang tuanyaProfesor Soemitro dari awal sangat dekat dengan tokoh-tokoh Aceh da ikut merintis pendirian Fakultas Ekonomi (Universitas) Syiah Kuala.

Prabowo sendiri mengakui bahwa bahwa ayahnya, Soemitro Djojohadikoesoemo, bangga dapat berkontribusi dan berbagi ilmu kepada mahasiswa di Aceh. Beliau sempat jadi dosen terbang dan sangat bangga bercerita kepada anak-anaknya – termasuk Prabowo- bahwa beliau terbang ke Aceh dan memberi kuliah.

Soemitro, kata Prabowo, juga berjuang bersama rakyat Aceh dengan saling mendukung di masa-masa sulit seperti ketika pergolakan tahun 1950-an. Ia mengaku hubungan emosionalnya dengan Aceh tidak berhenti meski momen itu sudah lama terjadi.

Prabowo mengakui sesudah itu pun hubungan emosionalnya tidak berhenti karena ia  juga terus menerus berhubungan baik; dan puncaknya adalah ia bisa bersatu dengan tokoh-tokoh dari Partai Aceh.

Prabowo kemudian bercerita saat ia bertemu dan bersatu dengan Panglima Gerakan Aceh Merdeka Muzakir Manaf. Rekonsiliasi tersebut, kata Prabowo, merupakan kejadian yang langka dan di luar pemikiran banyak orang.

Berbicara harapan pasca pelantikan Prabowo sebagai presiden tentunya Mengingatkan kondisi kita Aceh yang hampir 20 tahun perdamaian Aceh, namun Implementasi butir-butir UUPA dan turunannya dengan harapan kesejahtraan rakyat yang seperti dicitacitakan belum mampu terwujud secara paripurna.

Mengingat pula dengan hampir berakhirnya dana otsus yang sejak 2008 dan akan berakhir di 2027, maka perlu adanya kekompakan para tokoh Aceh di jakarta Baik dari DPR RI, DPD dan Para Mentri yang berasal dari Aceh untuk memperjuangkan nilai tawar yang optimal untuk mensukseskan Program-program bagi kemajuan Aceh.

Salah satunya memperjuangkan agar dana Otsus abadi bagi Aceh, mengingat berbagai temuan migas Aceh yang semakin memberikan harapan bagi nangsa Indonesia, maka perlu adanya upaya-upaya memaksimalkan daya tawar bagi masa depan Aceh terutama, dalam hal mengentaskan ketertinggalan dalam hal ekonomi, pendidikan, kebudayaan, pariwisata, kesehatan dan  kemajuan investasi yang berpihak kepada rakyat.[]

*Mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS