Semester pertama 2023 outstanding pembiayaan UMKM Bank Aceh tercatat Rp1,9 triliun dengan jumlah 11.243 nasabah. Inovasi dan transformasi bisnis terus dilakukan untuk mengakselerasi kinerja keuangan.
Hal itu disampaikan Direktur Utama (Dirut) Bank Aceh, Muhammad Syah pada acara Media Ghatering Harmoni in Didersity yang digelar Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FK-IJK) Provinsi Aceh bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Aceh, Sabtu, 19 Agustus 2023 di Takengon Aceh Tengah, usai peringatan Hari Indonesia Menabung.
Muhammad Syah mengungkapkan, untuk meningkatkan pembiayaan ke sektor UMKM, pihaknya sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, untuk tahun 2024 pemerintah akan menambah KUR ke Bank Aceh antara Rp1,5 hingga Rp2 triliun. Meningkat dari alokasi tahap pertama tahun 2023 yang hanya Rp510 miliar.
“Tahun 2024 pembiayaan Bank Aceh ke sektor UMKM akan semakin meningkat, baru-baru ini kami sudah mendapat lampu hijau dari Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian bahwa akan menambah KUR ke Bank Aceh antara Rp1,5 hingga Rp2 triliun. Ini sesuai instruksi Pak Pj Gubernur Achmad Marzuki selaku PSP Bank Aceh, yang menginginkan agar fokus pada pembiayaan UMKM yang lebih dalam, selain itu juga untuk mengubah persepsi selama ini kalau Bank Aceh itu bank ASN,” jelas Muhammad Syah
Baca Juga: Tabungan Pelajar Potensi Pasar Keuangan Masa Depan
Muhammad Syah menambahkan, di tahun 2023 Bank Aceh selain melakukan ekspansi jaringan kantor, Bank Aceh juga telah membuka gerai UMKM Bank Aceh. Begitupun ekspansi melalui agen laku pandai ActionLink untuk kebutuhan transaksi keuangan masyarakat.
Jumlah jaringan kantor hingga Juli telah mencapai 199 jaringan kantor yang tersebar di seluruh kabupaten/kota di Aceh, Medan dan Ibu Kota Jakarta. Adapun Gerai UMKM Bank Aceh saat ini telah mencapai 31 unit yang tersebar di seluruh Aceh. Sementara itu, jumlah agen ActionLink tercatat sebesar 2.612 agen.
“Gerai UMKM merupakan salah satu strategi yang kami implementasikan di tahun ini untuk mendorong masyarakat memanfaatkan produk UMKM Bank Aceh dengan aksesibilitas yang lebih dekat dengan masyarakat,” ujarnya.
Baca Juga: Aset BPR Syariah di Aceh Capai Rp 922 Miliar
Bank Aceh terus menunjukkan kinerja yang apik di Semester 1 2023. Hingga periode Juni, pembiayaan Bank Aceh tercatat sebesar Rp 17,7 triliun, atau tumbuh hingga 6 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya (YoY). Pembiayaan Bank Aceh juga masih tetap terjaga dengan rasio NPF sebesar 1,48%.
“Rasio NPF yang rendah menunjukkan kinerja pembiayaan yang berkualitas dalam profil risiko yang terjaga. Seiring dengan pertumbuhan pembiayaan, likuiditas Bank Aceh juga terjaga, aman, dan sehat,” tambahnya.
Muhammad Syah merincikan, selain realisasi pembiayaan, rasio keuangan Bank Aceh juga berada dalam tren yang positif sepanjang setahun terakhir. Return on Aset (RoA) semester I 2023 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya mengalami peningkatan dari 1.7% menjadi 1.86%. NPF Gross mengalami penurunan dari 1.52% menjadi 1,48%. Sementara itu, Rasio BOPO juga bisa ditekan dari 79,86% menjadi 78,54%. Sementara KPMM mengalami kenaikan yang cukup signifikan dari 19,02% menjadi 22,89%. Rasio FDR juga menunjukkan tren pertumbuhan intermediasi yang positif dari 66,59% menjadi 76,52%.
Baca Juga: Bank Aceh Bersinergi Membangun Ekonomi Daerah
Selain itu tambah Muhammad Syah, saat ini Bank Aceh juga tengah melakukan inisiasi terhadap pengembangan produk pembiayaan Sistem Resi Gudang (SRG) subsidi melalui kerjasama dengan Kementerian Keuangan dan Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
“Fokus utamanya adalah sektor pertanian dan perkebunan. Ini merupakan bagian dari keterlibatan Bank Aceh dalam mendukung ketahanan pangan nasional yang diusung pemerintah,” ujarnya.
Bank Aceh terus melakukan inovasi untuk menyediakan layanan dan produk perbankan yang berkualitas, meningkatkan customer experience, dan mendorong produktivitas internal. Layanan Action Mobile banking, Kartu Debit, QRIS, CRM, CMS, E-Money Pengcard, EDC, Action Bisnis, dan layanan laku pandai ActionLink telah hadir untuk mendorong implementasi digitalisasi produk.
“Layanan transaksi tersebut memberikan kontribusi yang positif bagi kinerja keuangan Bank Aceh, pun begitu bagi industri perbankan syariah di tanah air,” tambah Muhammad Syah.
Baca Juga: Bank Aceh Menopang Pertumbuhan UMKM di Aceh
Selain itu, dalam rangka mendukung aktivitas operasional dan bisnis, di tahun 2023 ini Bank Aceh telah menetapkan sejumlah project prioritas. Di antaranya, pengembangan laku pandai ActionLink, Implementasi ATM Crossborder, pengembangan Bank Devisa. Di samping itu, sejumlah pengembangan juga dilakukan seperti pendaftaran rekening via mobile banking (digital onboarding), tarik tunai tanpa kartu, peluncuran kartu kredit pemerintah daerah, dan QRIS crossborder.
“Implementasi project prioritas kami targetkan tuntas di tahun ini. Kami ingin Bank Aceh dapat hadir memberikan layanan yang lebih kepada masyarakat. Selain itu, kehadiran Bank Aceh dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi pemerintah daerah,” pungkasnya.[]