BANDA ACEH | ACEH INFO – Lima tim pemural mencoret-coret kuasnya pada dinding halte yang ada di antara Simpang Jambo Tape sampai Simpang Mesra, Banda Aceh, Aceh, Sabtu, 24 September 2022.
Mereka merupakan peserta Lomba Mural yakni satu dari serangkaian perhelatan Leuser Festival yang diinisiasi oleh Yayasan HAkA, Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-Raniry serta kolaborator lainnya.
Leuser Festival merupakan salah satu kampanye kreatif atau penerapan kesadaran terhadap masyarakat mengenai lingkungan dan satwa liar di kawasan ekosistem leuser dengan pendekatan yang berbeda dari sebelumnya.
Lomba mural kemudian menjadi ajang edukasi untuk mendekatkan masyarakat kepada Leuser, melalui karya seni mural.
Peserta yang tergabung dalam lomba mural, berasal dari kalangan umum dan mahasiswa yang ada di Aceh.
Setiap tim terdiri dari dua orang pemural dan masing-masing tim bertugas untuk memural pada satu halte, dengan tema ‘Konservasi Keanekaragaman Hayati di Kawasan Ekosistem Leuser’.
Penanggung jawab lomba mural, Raja Mulkan mengatakan, halte merupakan salah satu fasilitas yang erat kaitannya dengan hiruk pikuk masyarakat Banda Aceh, sehingga dinding halte dinilai strategis dan berpotensi tinggi untuk dilihat masyarakat.
“Pemilihan lokasi ini (halte) bertujuan agar mural yang dibuat teman-teman perupa berpotensi untuk sesering mungkin dilihat oleh masyarakat, harapannya masyarakat dapat melihat dan mengingat sedikit banyaknya mengenai rupa Leuser yang ada di Aceh melalui karya seni ini,” ucap Raja.
Dia menambahkan, mengingat halte merupakan fasilitas umum yang dikelola Pemerintah Kota Banda Aceh, ia bersama tim sebelumnya telah mendapatkan persetujuan dan izin pelaksanaan kegiatan dari Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh.
Memadukan karya seni dan edukasi mengenai keberagaman Leuser, mahasiswa asal Institute Seni Budaya Indonesia (ISBI) Aceh turut ambil bagian sebagai peserta pada lomba mural ini.
Mahasiswa ISBI Aceh, Teuku Muhammad Rizky mengatakan ia tertarik untuk mengikuti lomba mural karena ia menganggap aksi ini sebagai bentuk partisipasinya untuk edukasi terhadap penjagaan kawasan Leuser melalui karya seni.
Bersama rekan satu timnya, Fajar, memilih tema pop art untuk muralnya agar warna yang dihasilkan lebih mencolok dan lebih menarik perhatian masyarakat yang lalu lalang.
“Gambar realis untuk lokasi seperti halte, kurang menarik sehingga tema popm art kami rasa lebih kekinian dan mencolok sehingga orang tertarik untuk melihatnya”, kata Teuku.
Dia berharap, karya mural yang ia buat bersama rekannya, Fajar, dapat menjadi media pengingat dan edukasi sehingga masyarakat akan mengenal Leuser dan mau berdedikasi untuk aksi penjagaan kawasan hutan Leuser.
Perhelatan Leuser Festival, telah dimulai sejak Kamis, 22 September kemarin, dan akan berlangsung sampai Selasa, 27 September nanti. Perhelatan ini sebagian besar diadakan diarea Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda Aceh, Aceh.
Selain lomba mural, kegiatan lain yang ada pada Leuser Festival adalah panggung konservasi, kuliah umum, ruang pameran karya seni dan produk hasil hutan non kayu dan sesi mewarnai untuk anak-anak.[]
PEWARTA: MUHAMMAD