Aceh Timur | Acehinfo – Anggota DPRK Aceh Timur, Muhammad Syuhada, mendesak Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) dan Pemerintah Kabupaten Aceh Timur untuk segera mengambil langkah serius dalam menangani konflik satwa liar, khususnya gajah, yang terus meresahkan masyarakat di beberapa wilayah. 2/12/2024
Berdasarkan laporan yang diterima dari masyarakat, ribuan hektar lahan milik warga telah mengalami kerusakan parah akibat aktivitas kawanan gajah liar di Kecamatan Peunaron, Birem Bayeun, Rantau Seulamat, dan Serbajadi. Kondisi ini, selain mengancam keberlangsungan mata pencaharian masyarakat, juga menimbulkan ketidakstabilan sosial di daerah tersebut.
Kami menerima banyak laporan dari masyarakat terkait kerusakan lahan yang terus terjadi akibat konflik dengan gajah liar. Saya mendesak BKSDA dan Pemkab Aceh Timur untuk segera memberikan perhatian serius terhadap persoalan ini. Tidak boleh ada pembiaran lebih lanjut,” ujar Politisi Muda PKB ini
Syuhada menekankan perlunya koordinasi yang erat antara pemerintah daerah, BKSDA, dan masyarakat setempat untuk menemukan solusi yang tepat. Beberapa langkah seperti pembuatan koridor satwa, penguatan patroli mitigasi konflik, dan pemberdayaan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan harus menjadi prioritas dalam penanganan masalah ini.
Masalah ini bukan hanya tentang kerugian ekonomi masyarakat, tetapi juga menyangkut keseimbangan ekosistem. Kita harus mencari solusi yang adil bagi manusia dan satwa liar, tambah Mantan Ketua BEM Fisip Unsyiah ini
Pemerintah harus memprioritaskan keselamatan masyarakat sekaligus keberlangsungan hidup satwa liar. Jika keseimbangan ini tidak segera dicapai, dampaknya akan menjadi bencana ekologis dan sosial yang lebih besar, Tegasnya Alumni Universitas Indonesia ini
Sekretaris Fraksi PKB DPRK Aceh Timur ini juga berharap pemerintah dan pihak BKSDA untuk segera bertindak, mengingat dampak kerusakan yang semakin meluas dan potensi konflik yang terus meningkat. Penanganan yang cepat dan tepat, menurutnya, sangat penting untuk mencegah kerugian lebih lanjut dan menjaga hubungan harmonis antara manusia dan satwa liar di Aceh Timur.