Oleh: Dr. Muhammad Yusran Hadi, Lc., MA*
Kita harus senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat-Nya yang sangat banyak termasuk nikmat dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Sudah menjadi kewajiban bagi seorang muslim untuk senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala atas pemberian nikmat-Nya, baik nikmat yang disadari maupun tidak, yang diketahui maupun tidak, dan yang diakui maupun tidak.
Pada kenyataannya, Allah ta’ala telah memberikan nikmat yang sangat banyak kepada manusia. Sungguh banyak nikmat Allah ta’ala berikan kepada kita sehingga kita tidak mampu menghitungnya. Allah ta’ala berfirman, “Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (An-Nahl: 18 dan Ibrahim: 34).”
Di antara nikmat Allah ta’ala adalah nikmat dipertemukan dengan bulan Ramadhan dengan diberikan umur sehingga bisa bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini dan diberi kesehatan. Dengan nikmat umur, kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Dengan nikmat kesehatan, kita dapat melakukan ibadah dan amal shalih di bulan Ramadhan dengan antusias, optimal, dan maksimal. Tanpa kesehatan, maka kita tidak bisa beribadah dengan baik. Ibadah menjadi terganngu. Kita-menjadi malas, susah dan bahkan tidak antusias dalam beribadah.
Kita wajib bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat ini. Dengan demikian, kita masih diberi kesempatan oleh Allah ta’ala untuk memperbaiki kesalahan dan kekurangan ibadah kita di bulan Ramadhan yang lalu atau bulan-bulan sebelum Ramadhan ini untuk meraih berbagai keutamaan bulan Ramadhan.
Bisa jadi ibadah kita pada bulan Ramadhan yang lalu atau bulan-bulan lainnya sebelumnya tidak maksimal dan optimal. Masih ada di antara kita yang tidak mengkhatamkan Al-Qur’an beberapa kali bahkan sekalipun selama di bulan Ramadhan yang lalu atau bulan-bulan lainnya. Al-Qur’an terkadang dibaca dan terkadang tidak dibaca. Shalat-shalat sunnat khususnya tarawih, tahajud dan witir terkadang dikerjakan dan terkadang tidak dikerjakan.
Bisa jadi ibadah yang kita lakukan tidak benar sehingga tidak berkualitas karena tidak sesuai dengan petunjuk (sunnah) Nabi shallahu ‘alaihi wa sallam sehingga tidak diterima oleh Allah ta’ala. Meskipun kita banyak beribadah, namun jika tidak benar, maka tidak akan diterima. Ibadah kita akan diterima jika dilakukan dengan benar (berkualitas) yaitu sesuai dengan petunjuk Nabi shallahu’alaihi wa sallam.”
Maka, inilah kesempatan kita untuk memperbaikinya di bulan Ramadhan tahun ini. Agar kita dapat meraih berbagai keutamaan bulan Ramadhan dengan melakukan berbagai ibadah dan amal shalih padanya seperti puasa, tadarus Al-Qur’an, shalat-shalat sunnat khususnya tarawih, tahajud dan witir, zikir, dan infak.
Hanya orang-orang yang dikehendaki oleh Allah yang mendapat nikmat bertemu dengan bulan Ramadhan tahun ini dalam keadaan sehat. Bersyukurlah kita dipertemukan dengan bulan Ramadhan. Tidak semua orang mendapatkan nikmat ini. Hanya orang-orang pilihan yang dikehendaki oleh Allah ta’ala mendapatkan nikmat ini, dengan diberi nikmat umur dan kesehatan.
Sebahagian saudara kita tidak mendapatkan nikmat dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini, karena telah dipanggil oleh Allah ta’ala (meninggal dunia) sebelum kedatangan bulan Ramadhan. Padahal mereka sangat merindukan perjumpaan dengan bulan Ramadhan. Namun, tidak dipertemukan oleh Allah ta’ala. Pada Ramadhan yang lalu, mereka masih bersahur, berbuka puasa dan shalat tarawih, tahajud, dan witir bersama kita. Namun pada Ramadhan ini mereka telah tiada.
Begitu pula sebahagian saudara kita yang sakit bahkan dirawat di rumah sakit maupun di rumahnya sendiri. Sebelum Ramadhan tiba, mereka sangat berharap bisa bertemu dengan bulan Ramadhan untuk beribadah. Namun Allah ta’ala berkehendak lain. Mereka diuji dengan penyakit sehingga tidak dapat beribadah pada bulan Ramadhan tahun ini. Kalau pun bisa beribadah, namun tidak bersemangat dan tidak pula maksimal.
Dipertemukan dengan bulan Ramadhan dalam keadaan sehat merupakan nikmat Allah ta’ala yang besar yang wajib kita syukuri. Tanpa kesehatan, kita tidak mampu beribadah. Kalaupun mampu, namun tidak optimal dan maksimal. Ibadah kita terganggu. Kita menjadi malas dan tidak semangat.
Oleh karena itu, mari bersyukur kepada Allah ta’ala dengan melakukan kewajiban puasa Ramadhan dan memperbanyak ibadah dan amal shalih pada bulan Ramadhan seperti tadarus Al-Qur’an, shalat-shalat sunnat terutama shalat tarawih, tahajud, dan witir,, zikir, dan infak, serta meninggalkan maksiat padanya. Inilah hakikat syukur dipertemukan dengan bulan Ramadhan.
Allah ta’ala dan Rasul-Nya shallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kita agar senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat-Nya yang diberikan kepada kita yang begitu banyak, termasuk nikmat dipertemukan dengan bulan Ramadhan dan diberi kesehatan padanya.”
Allah ta’ala berfirman, “Maka ingatlah kamu kepada-Ku, Aku pun akan ingat kamu. Bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.” (Al-Baqarah: 152). Allah ta’ala juga berfirman, “Maka makanlah yang halal lagi baik dari rezeki yang telah diberikan Allah kepadamu; dan syukurilah nikmat Allah, jika kamu hanya menyembah kepada-Nya.” (An-Nahl: 114)
Bahkan Allah ta’ala dan Rasul-Nya memperingatkan kita agar senantiasa bersyukur kepada Allah ta’ala dan tidak melupakan nikmat-Nya, bahkan mengecam orang yang tidak bersyukur dan melupakan nikmat-Nya. Allah ta’ala berfirman, “Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.” (Ibrahim: 7).”
Allah ta’ala juga berfirman, “Dan mereka memperoleh berbagai manfaat dan minuman darinya. Maka mengapa mereka tidak bersyukur? (Yasin: 73). Mengapa mereka beriman kepada yang batil dan mengingkari nikmat Allah? (An-Nahl: 72). Mereka mengetahui nikmat Allah, kemudian mereka mengingkarinya dan kebanyakan mereka adalah orang yang ingkar kepada Allah. (An-Nahl: 83)”
Rasulullah shallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada dua nikmat yang sering dilupakan oleh kebanyakan orang yaitu nikmat sehat dan waktu luang. (HR. Al-Bukhari). Pergunakanlah lima (kesempatan) sebelum (datang) lima (kesempatan lain); masa mudamu sebelum masa tuamu, masa sehatmu sebelum masa sakitmu, masa kayamu sebelum masa miskinmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum datang kematianmu. (HR. Al-Hakim dan Al-Baihaqi).”
Sebagai penutup, mari kita bersyukur kepada Allah ta’ala atas nikmat dipertemukan dengan bulan Ramadhan tahun ini dan diberikan kesehatan sehingga kita dapat melakukan berbagai ibadah dan amal shalih padanya. Perbanyaklah ibadah dan amal shalih di bulan Ramadhan ini. Lakukanlah ibadah dengan maksimal, optimal dan berkualitas, agar ibadah kita diterima oleh Allah ta’ala dan kita dapat meraih berbagai keutamaan bulan Ramadhan. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi Ramadhan yang terbaik dalam seumur hidup kita. Amin.
*Doktor Fiqh dan Ushul Fiqh lulusan International Islamic University Malaysia (IIUM), Ketua Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Provinsi Aceh, Wakil Ketua Majelis Pakar Parmusi Provinsi Aceh, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Syiah Kuala Banda Aceh, anggota Ikatan Ulama dan Dai Asia Tenggara