27.9 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Masjid Teungku Dianjong dan Julukan Aceh Serambi Mekkah

BANDA ACEH | ACEH INFO – Bangunan itu berkelir putih, berkonstruksi beton dengan enam tiang petak di beranda depan. Atap bangunannya bersusun tiga dengan pola tumpang dua yang kian mengecil di tingkat atas. Bangunan itu terletak di Peulanggahan dan berdekatan dengan batang air terbesar di kawasan tersebut, Krueng Aceh. Belakangan nama bangunan itu disebut Masjid Teungku di Anjong merujuk kepada sang ulama besar pendiri dayah yang disanjung.

Masjid Teungku di Anjong berdiri di atas pondasi yang berdenah bujur sangkar dengan ukuran 14,80 x 9,20 cm. Selain itu juga terdapat ruang berukuran 166 x 166 cm dan tingginya 177 cm yang digunakan untuk tempat imam memimpin salat berjamaah.

Masjid Teungku di Anjong merupakan salah satu masjid tertua di Banda Aceh. Merujuk catatan situs budaya Indonesia, Masjid Teungku di Anjong dibangun sekitar abad ke-18 Masehi, tepatnya di masa Aceh dipimpin Sultan Alaiddin Mahmud Syah yang memerintah dari tahun 1760-1791 Masehi.

Masjid itu dibangun di dayah seorang ulama besar asal Hadramaut, Yaman, Sayyid Abubakar bin Husein Bafaqih.

Struktur Masjid Teungku di Anjong meniru gaya bangunan Masjid Raya Baiturrahman tempo dulu, sebelum dihancurkan dan dibangun kembali oleh Belanda. Gaya bangunan masjid ini juga menyerupai Masjid Tuha Indrapuri, Masjid Tuha Indrapurwa dan beberapa masjid khas Aceh lainnya di masa lalu.

Sayyid Abubakar datang ke Aceh dalam rangka menyebarkan dan memperkuat agama Islam di daerah tersebut. Dalam menjalankan dakwahnya, Sayyid Abubakar bermukim di Peulanggahan. Dulu kawasan ini masuk dalam kompleks Kandang Aceh atau perkampungan Kesultanan Aceh.

Sayyid Abubakar dalam tugasnya di Aceh sempat menikahi anak seorang uleebalang di Ulee Kareng. Dia kemudian menetap di anjungan rumah mertuanya yang selanjutnya dijadikan sebagai dayah. Lembaga pendidikan Sayyid Abubakar ini kian hari semakin terkenal. Pelajar dari berbagai kerajaan hingga semenanjung Malaya bahkan ikut belajar Islam di tempat tersebut. Akhirnya rumah yang dihuninya tersebut dijadikan masjid sekaligus tempat belajar mengajar ilmu-ilmu keislaman.

Kesalehan dan ketokohan inilah yang membuat Sayyid Abubakar belakangan dilakap dengan Teungku di Anjong. Begitu pula dengan masjid yang dibangun di dayahnya, juga dinamakan Masjid Teungku di Anjong.

Popularitas Masjid Teungku di Anjong pada masanya turut dimanfaatkan bagi para muslim di jazirah Melayu sebagai lokasi transit untuk ibadah haji. Para calon jamaah dari berbagai daerah terlebih dulu singgah di Peulanggahan untuk belajar tata cara melaksanakan haji sebelum berangkat ke Tanah Suci. Teungku di Anjong yang mengajarkan langsung tata cara menunaikan haji di lokasi tersebut. Konon dari kawasan sinilah Aceh kemudian dijuluki Serambi Mekkah.

Teungku di Anjong meninggal dunia pada 14 Ramadhan 1100 Hijriah atau sekitar 1782 Masehi. Dia kemudian dimakamkan di dalam kompleks masjid tersebut. Hingga kini, makamnya kerap didatangi peziarah dari berbagai belahan dunia.

Sepeninggal Teungku di Anjong, pendidikan di dayah itu terus berjalan. Di masa Belanda menginvasi Kesultanan Aceh Darussalam, masjid ini sempat menjadi basis pasukan Aceh. Pendidikan Islam di masjid ini baru berhenti sekitar tahun 1980-an.

Masjid Teungku di Anjong telah beberapa kali mengalami renovasi tanpa mengubah bentuk dan arsitektur bangunan.

Tsunami yang menerjang Aceh pada 26 Desember 2004 turut meluluhlantakkan bangunan Masjid Teungku di Anjong. Berbagai peninggalan ulama asal Yaman itu seperti kitab-kitab kuno, keramik, guci kuno, hilang disapu gelombang setinggi 4,5 meter.

Masjid itu kemudian dibangun kembali oleh Badan Rehabilitasi dan Rekontruksi (BRR) Aceh-Nias. Namun, arsitektur awalnya tetap mengikuti gaya lama. Hanya saja seluruh dindingnya sudah menggunakan beton.

Berbagai karya Teungku di Anjong dapat dibaca di Kitab Lapan atau kitab berbahasa Melayu Arab (Jawi) kumpulan delapan ilmu. Karyanya juga tertera di kitab fikah dan tasawuf yang hingga kini masih menjadi bahan kurikulum di dayah-dayah tradisional Aceh.[]

spot_img
Kontributor :DBS

Terkait

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS