JAKARTA I ACEH INFO – Lokasi PT Arun Gas di Aceh yang kini kosong dan tidak ada gas akan dikembangkan menjadi tempat penyimpanan gas terbesar di Indonesia.
“Lapangan PT Arun yang kini telah kosong tidak ada gas dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai tempat penyimpanan gas dari berbagai tempat produksi gas yang masih aktif baik di Aceh maupun tempat lainnya di Indonesia,” kata Konsultan perusahaan ODIN Reservoir Consultant – Australia, Andang Bachtiar, Selasa 9 November 2021 di Jakarta.
Pernyataan itu disampaikannya dalam rapat pembahasan lanjutan rencana studi pemanfaatan dan penyimpanan penangkapan karbon (CCUS) di Lapangan Arun antara Pemerintah Aceh, PT PEMA dan pihak perusahaan ODIN Reservoir Consultant – Australia di Jakarta.
Sebagaimana dilansir trenasia.com, ia menjelaskan sumur gas yang sudah tidak produktif dan segala perangkat teknologi produksi di lokasi perusahaan tersebut, akan dikembangkan kembali agar dapat difungsikan sebagai tempat penyimpanan gas CO2 dengan jumlah besar.
Andang menyebutkan nomor tempat yang mungkin mungkin memproduksi gas di wilayah Aceh, diantaranya ada di Kuala Langsa dan Laut Andaman.
Produksi gas dari wilayah tersebut nantinya dapat disimpan di PT Arun. Selain itu, produksi gas di Laut Natuna juga bisa disimpan di PT Arun.
“Potensi kapasitas penyimpanan di Arun juga dapat dipasarkan secara internasional untuk menghasilkan pendapatan signifikan bagi Aceh dan Indonesia,” kata Andang.
Andang mengutip dari Antara mengatakan, penyimpanan CO2 di PT Arun dapat menjadi peluang komersial yang sangat besar untuk mengembangkan pasokan gas yang tinggi di Aceh dan sekitarnya.
Andang berharap kepada PT Pema selaku perusahaan pengelola PT Arun dapat mendukung dan bekerja sama dengan baik dalam mengembangkan proyek tersebut.
Andang mengatakan, pertanyaan Menteri kini tengah mengawal pembentukan draft ESDM terkait pengembangan tempat penyimpanan gas di lapangan Arun.
Ia mengatakan setelah Permen terbentuk dan kerja sama dengan PT PEMA telah disepakati, maka diperkirakan pada Juli 2022 proyek pengembangan tersebut sudah dapat dimulai.
paling butuh waktu enam tahun untuk melakukan studi dan pengembangan sumur gas serta segala perangkat teknologi di PT Arun.
Setelah tahapan tersebut selesai, baru pada tahun 2028 dapat dimulai penyediaan penyimpanan gas ke PT Arun.
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menyambut baik dan mendukung rencana pengembangan lokasi PT Arun tempat penyimpanan gas.
Ia mengatakan pengembangan tersebut merupakan proyek yang sangat inovatif, karena menjadikan PT Arun tetap bekerja dan beroperasi secara berkelanjutan.
Gubernur berharap seluruh tahapan dalam proyek tersebut dapat dikerjakan secepat mungkin sehingga dapat memberikan dampak perekonomian yang baik bagi masyarakat Aceh. (*)