BANDA ACEH | ACEH INFO – Ketua Umum Ikatan Alumni Universitas Syiah Kuala (IKA USK) Amal Hasan, SE, M.Si bersama mahasiswa ikut serta membersihkan sampah disekitar area Pelabuhan Samudera Kutaraja di Lampulo, Banda Aceh, Kamis, 12 Desember 2024.
Acara bersih-bersih tersebut digelar IKA USK bersama civitas akademika Fakultas Perikanan dan Kelautan dalam program kegiatan Mahasiswa Mata Kuliah Dasar Umum (MKDU) Kebencanaan dan Lingkungan USK. Selain pembersihan sampah organik dan anorganik di sekitar pelabuhan, juga dilakukan sosialisasi tentang sosialisasi tentang mitigasi bencana lingkungan pesisir seperti banjir, tsunami, dan pencemaran laut.
Amal Hasan menjelaskan, kegiatan bersih-bersih sampah di sekitar pelabuhan ini merupakan bagian dari peringatan Hari Nusantara yang akan diperingati pada Jumat, 13 Desember 2024. Acara itu juga sebagai bentuk kontribusi nyata IKA USK dan Mahasiswa MKDU Kebencanaan dan Lingkungan USK dalam upaya meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap pelestarian lingkungan pesisir dan kesiapsiagaan bencana.
“Hari Nusantara merupakan bagian dari identitas bangsa Indonesia sebagai negara maritim. Momentum ini kita gunakan untuk melakukan gerakan sosial di Pelabuhan Samudera Kutaraja Lampulo, sekaligus memberikan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat dan nelayan, serta mempererat hubungan antar alumni, mahasiwa dan masyarakat sekitar,” jelas Amal Hasan.
Baca Juga: Hutama Karya Fungsionalkan Tol Padang Tiji-Seulimeum
Amal Hasan juga mengajak masyarakat di sekitar pelabuhan untuk semakin peka dalam menyikapi dan mengelola sampah dengan bijak. Aktivitas dan mobilitas masyarakat di wilayah Pelabuhan Samudera Kutaja Lampulo sangat tinggi dan menjadi salah satu pusat perputaran ekonomi Banda Aceh, sehingga dengan meningkatnya kesadaran serta kepekaan semua pihak terhadap sampah ini bisa menciptakan suasana yang lebih nyaman bagi semuanya.
“Jika dapat dikelola dengan baik berbagai limbah dari sampah sampah ini juga bisa menciptakan peluang usaha usaha produktif dan menjadi sumber ekonomi bagi warga masyarakat,” tambah Amal Hasan yang juga Ketua Perhumas Aceh tersebut.
Bankir dan ekonom yang pernah menjabat sebagai Direktur Bank Aceh ini mengungkapkan, produksi sampah rumah tangga di Kota Banda Aceh setiap harinya rata rata mencapai 250 hingga 300 ton, bila dikelola dengan baik dan benar bisa menjadi sumber ekonomi.
“Tata kelola sampah saat ini menjadi penting. Sebab, selain bisa mengatasi masalah limbah domestik, juga berpotensi menciptakan dan membuka peluang ekonomi bagi masyarakat. Sampah bisa diolah dan didaur ulang menjadi berbagai produk baru yang bernilai ekonomi seperti pupuk organik, biji plastik dan plup atau bubur kertas dan lain-lain. Jadi tidak selamanya sampah dipandang sebagai masalah,” ungkapnya.
Baca Juga: Agus Chusaini Gantikan Roni Widijarto Sebagai Kepala BI Aceh
Selain itu kata Amal Hasan, dengan kegiatan-kegiatan seperti ini dan melibatkan berbagai pihak, diharapkan secara bertahap berbagai masalah lingkungan yang timbul akibat sampah yang selama ini menjadi isu negatif bagi pemerintah di setiap daerah akan dapat diatasi secara bersama.
“Problem lingkungan hidup dan sosial bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tapi seluruh elemen masyarakat juga harus terlibat di dalamnya,” ujarnya.
Sementara itu Ketua Panitia yang juga Ketua Alumni Fakultas Kelautan dan Perikanan USK, Rianjuanda S.Kel, M.Si menjelaskan, peringatan Hari Nusantara yang dicetuskan sejak 13 Desember 1999 memiliki nilai sejarah penting bagi bangsa Indonesia, berupa Deklarasi Juanda pada tahun 1957 terkait penetapatan lebar laut wilayah Indonesia.
“Hari Nusantara memiliki makna penring sebagai bentuk penegasan kedaulatan negara Indonesia atas wilayah lautnya yang sangat luas. Melalui kegiatan ini kita berharap masyarakat semakin peduli terhadap pelestarian lingkungan pesisir dan lebih siap dalam menghadapi potensi bencana lingkungan yang dapat terjadi di kawasan maritim,” jelasnya.[]