26.5 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Jun Hisatur Mastra Sang Kolonel ‘Perawat’ Makam Kuno Aceh

BANDA ACEH | ACEH INFO – Sebutir keringat terlihat mengalir di dahi pria itu. Perawakannya sedang, badannya kekar terlihat dibalut kaos loreng dominan hijau, dengan kulit sedikit gelap. Tangannya yang sedang menggenggam dodos besi seketika berpindah ke dahi, mengelap bulir keringat ketika acehinfo.id menyapanya di kawasan Gampong Lampulo, Banda Aceh, Jumat, 5 Agustus 2022 sore.

Dia langsung menghentikan aktivitasnya membersihkan kompleks pemakaman kuno di Jalan Beringin 2 Gampong Lampulo petang itu. “Jun Mastra,” katanya memperkenalkan diri sembari menyodorkan tangan untuk bersalaman.

Jun Mastra merupakan seorang perwira menengah di Komando Daerah Militer (Kodam) Iskandar Muda. Nama lengkapnya Kolonel Chb Jun Hisatur Mastra, yang menjabat sebagai Kahubdam di Kodam IM.

Hari itu, Jun Mastra bersama puluhan personil TNI Kodam IM membersihkan kompleks makam di kawasan Lampulo tersebut. Saat penulis menyambangi lokasi, beberapa personil bahkan terlihat sigap mengangkat batu-batu nisan yang ada di tengah pemukiman penduduk tersebut. Sebagian pasukan lain berada di atas truk sampah yang sedang parkir di lokasi tersebut.

“Tadinya ramai, ada Personil Polri, pejabat dari instansi terkait, masyarakat, relawan, dan juga ada Tim Ahli Cagar Budaya dari BPCB,” kata Jun Mastra yang menyebutkan sudah dari pagi melakukan meuseuraya atau bakti sosial di kawasan Lampulo tersebut.

Pembersihan makam-makam kuno ini kerap dilakukan sang kolonel saban Jumat, tiap pekannya. Aktivitas tersebut merupakan wujud bakti kesatuan yang berada di bawah komando Jun Hisatur Mastra kepada masyarakat di Aceh. Giat ini terlihat berbeda dengan apa yang dilakukan kesatuan lain, baik di kalangan militer maupun sipil. “Kalau di satuan lain ada Jumat Barokah, bagi-bagi nasi kotak, ada yang membersihkan meunasah, macam-macam lah, kalau saya memilih membersihkan makam,” katanya seraya tertawa.

Bagi Jun Hisatur Mastra giat tersebut semata-mata pengabdiannya untuk membantu pemerintah dan warga dalam membersihkan lingkungan. “Ini berat, tadi pagi diserang tawon. Berat ini, karena sejak tsunami belum tersentuh,” ungkap Jun H Mastra yang asli kelahiran Kediri.

Pembersihan makam kuno ini telah lama dijalani sang kolonel yang memimpin Hubdam Kodam IM tersebut. Dia mengaku aktivitas meuseuraya alias gotong royong itu sudah dilakoninya sejak Oktober 2021, saat dirinya pertama kali bertugas di Aceh. Sebelumnya pria kelahiran 1974 tersebut bertugas di Papua sebagai Wakahubdam XVIII/Kasuari.

Selain aktif membersihkan makam-makam kuno di Aceh, pria yang berasal dari Kostrad tersebut juga sesekali turut membaca epitaf-epitaf pada makam. Dia mengaku masih belajar membaca epigrafi yang ada di makam melalui diskusi-diskusi bersama para ahli dan relawan pegiat sejarah.

Kolonel Chb Jun Hisatur Mastra mengaku tidak memiliki dasar sama sekali dalam mengidentifikasi makam kuno. Dia juga bukan sarjana di bidang arkeologi atau semacamnya. Sebagai seorang tentara, Jun Hisatur Mastra pada awalnya hanya tertarik membantu membersihkan makam di daerah yang pernah dilanda tsunami tersebut secara ikhlas.

Jun Hisatur Mastra mengakui ketertarikannya untuk ikut serta membersihkan makam tersebut setelah melihat sejumlah pemuda yang melakukan hal serupa di kawasan Lambung, Ulee Lheue, Banda Aceh. Sekelompok pemuda tersebut merupakan pegiat sejarah yang tergabung dalam Masyarakat Peduli Sejarah Aceh atau Mapesa.

“Pertama-tama saya makan bersama keluarga di Lambung, sore-sore begini, ada pemuda bersih-bersih makam itu, ternyata kesini-sini itu tahu Mapesa,” kisah Jun Hisatur Mastra. “Lalu saya tanya ini makam apa? Ini makam indatu pak. Indatu apa? Leluhur pak, begitu saya lihat ada kalimat tauhid, ini makam Islam ya, baru pertama kali saya lihat,” kisah Jun Hisatur Mastra lagi.

Pengalaman tersebut sangat berkesan bagi sang kolonel saat itu. Hatinya kemudian tergerak untuk ikut serta. Dia mengaku salut dengan sekelompok pemuda tersebut yang begitu semangat membersihkan makam, bahkan hingga petang menjelang malam. “Saya nanya-nanya, boleh enggak bantu ini?” Lanjut Jun Hisatur Mastra mengenang awal pertemuannya dengan Tim Mapesa.

“Caranya gimana?” Tanya Jun Hisatur Mastra lagi kepada awak Mapesa. “Kita kerja, bapak ikut kerja saja’ awalnya gitu,” tambah Jun Hisatur Mastra mengutip jawaban dari rekan-rekan Mapesa saat itu.

Jun Hisatur Mastra Sang Kolonel ‘Perawat’ Makam Kuno Aceh
Kolonel chb jun hisatur mastra di sela-sela rehat usai membersihkan kompleks makam kuno di kawasan lampulo, banda aceh, jumat, 5 agustus 2022. Foto: boy nashruddin agus/acehinfo. Id

Dari pertemuan itulah sebulan kemudian membuat Jun Hisatur Mastra memilih kerja bakti di hari Jumat dengan membersihkan makam-makam bersejarah. Pada awalnya pun, Jun mengaku tidak tahu yang dibersihkan itu merupakan benda diduga objek cagar budaya. Belakangan sang kolonel kian mahfum bahkan mulai dapat mengidentifikasi typologi makam yang dibersihkan.

“Banyak (feedback) yang saya dapatkan, pengetahuan saya menjadi bertambah. Saya jadi hafal bentuk nisan, jenis nisan, periode nisan, dan lain-lain sebagainya. Kemudian ciri-ciri keberadaan makam sejenis saya sudah hafal,” kata Jun Hisatur Mastra.

Penulis mencoba wawasan sang kolonel dengan menunjuk salah satu nisan yang ada di Lampulo, hari itu. “Kalau ini dari abad berapa?”

“Ini abad 18-19 Masehi,” jawab sang kolonel mantap. “Sudah hafal,” tambahnya lagi sembari tertawa.

Selain sudah mulai sedikit paham masa pembuatan makam, Jun Hisatur Mastra juga telah mampu mengidentifikasi jenis-jenis bebatuan yang digunakan untuk nisan di pemakaman kuno era Kerajaan Aceh Darussalam. Dia bahkan terlihat mantap mengidentifikasi beberapa jenis typologi makam yang ada di sana.

Selama ini, Jun Hisatur Mastra bersama personil Hubdam IM telah membersihkan 26 titik lokasi makam kuno yang tersebar di Banda Aceh dan Aceh Besar. Apa yang dilakukan Jun Hisatur Mastra ini belakangan menjadi inspirasi bagi satuan Hubdam yang ada di Aceh Utara.

Dari puluhan titik makam yang dibersihkan tersebut, Kolonel Hisatur Jun Mastra juga mengaku beberapa diantaranya terdapat makam pejabat penting di era Kesultanan Aceh Darussalam, seperti makam Sri Baginda Raja Sulaiman di Meunasah Intan, Indung Pendulung Fardah atau ibunya menteri perdagangan di Lambung, dan menemukan Amasan Penghulu Tabeh Watunfurdah yang menjabat sebagai Menteri Perdagangan merangkap kepala pelabuhan sungai di kawasan Lambhuk.

“Kemudian Badrul Laila binti Tun Wasir di Punge Blang Cut,” kata Jun Hisatur Mastra.

Sebagai seorang tentara, Jun Hisatur Mastra berharap apa yang dilakukannya saat ini dapat bermanfaat bagi setiap orang dan juga bagi pemerintah. Tidak ada pamrih yang diharapkan. Dia mengaku hal ini dilakukan semata-mata untuk membersihkan lingkungan meskipun di satu sisi, dia juga berharap akan banyak warga yang ikut serta dalam meuseuraya membersihkan jirat indatu Aceh tersebut.

“Banyak ini, jumlahnya banyak. Kita lindungi semuanya kayaknya berat, tapi kalau peran serta masyarakat luas, oh ini penting, jangan diganggu mungkin bisa (kita jaga bersama),” harap Jun Hisatur Mastra.

Matahari kian rebah ke barat. Lantunan ayat suci Alquran sayup-sayup terdengar dari corong masjid gampong Lampulo. Azan pun berkumandang. Jun Hisatur Mastra menginstruksikan personilnya untuk istirahat dan salat setelah sekian lama membersihkan kompleks pemakaman di kawasan Lampulo, petang itu. Sementara belasan pasang batu nisan kuno yang pada awalnya rimbun tertutup semak belukar, kini terlihat jelas di salah satu sudut pemukiman warga Lampulo, Banda Aceh, petang itu.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS