BANDA ACEH | ACEH INFO – Dentuman yang memekakkan telinga kembali meneror warga sipil Ukraina, tepatnya di Kremenchuk dan Odesa. Sebanyak 40 orang dikabarkan tewas dalam serangan sehari setelah Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo (Jokowi) meninggalkan Rusia.
Serangan Rusia ke wilayah Ukraina sudah memasuki hari ke-129 atau sudah memasuki minggu ke-18 dari serangan awal yang mereka lakukan.
Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, Sabtu, 2 Juli 2022, mengecam apa yang dilakukan pasukan Rusia di wilayah Odesa. Sebab, dalam serangan tersebut Zelensky menganggap Rusia melakukannya dengan sengaja dan mengakibatkan tewasnya 21 orang di wilayah Odesa.
Selain kejadian tersebut terdapat beberapa kejadian lain yang terjadi pada hari ke-129 ini. Beberapa media massa menyebutkan, serangan rudal dari Rusia juga menghantam sebuah mall di Kremenchuk, Ukraina.
Tentara Ukraina bahkan mengaku melihat pesawat-pesawat SU-30 angkatan udara Rusia dua kali melakukan serangan dengan bom fosfor di pulau Zmiinyi. Hal ini disebutkan terjadi sehari setelah penarikan pasukan Rusia di pulau ular wilayah Laut Hitam.
Sebelumnya, Presiden Jokowi sempat bertandang ke Ukraina dan Rusia. Lawatannya ke dua negara yang sedang bertikai tersebut membawa misi damai, selaras dengan amanah konstitusi Indonesia. Jokowi bahkan menyebutkan Indonesia selalu diwajibkan berkontribusi bagi terciptanya perdamaian dunia kala bertemu Presiden Rusia, Vladimir Putin di Istana Kremlin, Kamis, 30 Juni 2022.
Jokowi, seperti siaran pers yang dirilis BPMI Setpres, bahkan mengatakan isu perdamaian dan kemanusiaan selalu menjadi prioritas politik luar negeri Indonesia. “Dalam konteks inilah saya lakukan kunjungan ke Kyiv dan Moskow,” kata Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan pers bersama dengan Presiden Putin.
Presiden Jokowi menambahkan, meskipun situasi saat ini masih sangat sulit, namun Presiden menegaskan bahwa penyelesaian damai penting untuk terus dikedepankan dan juga ruang-ruang dialog terus dibuka.
“Saya telah sampaikan pesan Presiden Zelensky untuk Presiden Putin dan saya sampaikan kesiapan saya untuk menjadi jembatan komunikasi antara dua pemimpin tersebut,” ucap Presiden Jokowi.
Jokowi yang menemui Putin setelah menyambangi Ukraina, juga membahas masalah terganggunya rantai pasok pangan dan pupuk yang bisa berdampak kepada ratusan juta masyarakat dunia, terutama di negara berkembang.
“Saya mendukung upaya PBB reintegrasi komoditas pangan dan pupuk Rusia dan komoditas pangan Ukraina dalam rantai pasok dunia. Khusus untuk jalur ekspor produk pangan Ukraina, terutama melalui jalur laut, saya sangat menghargai Presiden Putin yang tadi menyampaikan bahwa memberikan jaminan keamanan pasokan pangan dan pupuk dari Ukraina maupun Rusia, ini sebuah berita yang baik” ujar Presiden.
Di akhir pernyataannya, Presiden Jokowi kembali menegaskan bahwa Indonesia tidak memiliki kepentingan apapun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan, pupuk dan energi dapat segera diperbaiki.
“Saya ajak seluruh pemimpin dunia untuk bersama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama. Karena hanya dengan spirit ini perdamaian dapat dicapai,” kata Presiden Jokowi.
Perang yang kembali dilakukan Rusia terhadap Ukraina membuktikan misi damai Jokowi belum berhasil. Hal tersebut dilatarbelakangi karena Presiden Rusia Vladimin Putin mengabaikan pesan damai Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky yang coba dijembatani Indonesia.
“Saya melihat tidak ada terobosan karena kalau misi perdamaian, itu berarti konsep perdamaian diterima oleh kedua pihak, baik Ukraina maupun Rusia,” kata Ketua Foreign Policy Community of Indonesia, Dino Patti Djalal dalam pernyataan tertulis, Jumat, 1 Juli 2022 kemarin.
Mantan Wakil Menteri Luar Negeri RI era SBY itu bahkan mencatat, Putin sama sekali tidak menyebut mengenai misi perdamaian dalam konferensi pers di Kremlin. Dia hanya merujuk tentang hubungan ekonomi Indonesia-Rusia, termasuk isu ekspor gandum Ukraina.
Meskipun belum membuahkan hasil, Dino beranggapan Indonesia tidak kecil hati. Upaya mendamaikan kedua belah pihak sebelumnya juga pernah dilakukan Sekjen PBB Antonio Gutteres dan Presiden Turki Tayyip Erdogan. Namun, hasilnya juga nihil.
Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari 2022. Peperangan di bulan kelima saat ini fokus di Donbas, timur Ukraina.
PBB menyebut ada setidaknya 4.700 warga sipil tewas sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Jutaan warga sipil mengungsi keluar dari Ukraina akibat agresi ini.[]
EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS