Pemerintah Kolonial Belanda membawa ribuan tentara Eropa dan pribumi dalam perang Aceh, di antara mereka ada juga keturunan Yahudi, mereka dikuburkan di Peutjut Kerkhoff, Banda Aceh
Diantara ribuan tentara bayaran asal Eropa yang dibawa Pemerintah Kolonial Belanda ke Aceh, sebagiannya merupakan keturunan Yahudi. Dari sebagian keturunan Yahudi itu ada yang berhasil meniti karir dalam militer Belanda di Aceh menjadi opsir dan perwira, kemudian mati dan dikuburkan di Aceh.
Di komplek kuburan Belanda di Aceh, kita bisa melihat nisan-nisan besar berbahasa Yahudi dan bahasa Belanda. Berbeda dengan nisan-nisan dan monument kuburan lain yang hanya berbahasa Belanda.
Baca Juga: Sekolah Penerbangan Lhoknga dan Kisah Pilot Aceh Generasi Pertama
Hal itu menunjukkan bahwa yang punya kubur merupakan keturunan Yahudi. Dan dia pernah menjadi perwira dalam kesatuan tentara Kolonial Belanda di Aceh, karena hanya opsir dan perwira yang kuburannya dibuat monument mencolok. Beda dengan tentara bawahan yang nisannya kecil dan tak bernama.
Dalam buku The Dutch Colonial War In Aceh halaman 90, 222 dan 229 dijelaskan, salah satu nisan berbahasa Yahudi itu atas nama Letnan Infantri Theodorus Alexander de Man. Ia tewas dalam pertempuran sengit dengan pasukan pejuang Aceh di Lembah Gle Tarom, Aceh Besar pada tanggal 29 Juni 1878. Sementara pada monument satu nisan lagi berisi keterangan dengan abjad dan bahasa Yahudi yang di bawahnya disertakan juga bahasa Belanda.
Keterangan dalam bahasa Belanda tertulis bahwa pemilik kubur itu tewas dalam perang di Krueng Kale pada 1 Agustus 1882. Di sana tertulis, De Weledele Heer CJ Van Der Zijl. Scout Voor De Politie Van Groot Atjeh. Ceboren Te Groningen, 15 Mei 1839. Overleden Te Kroeng Kali, 1 Augustus 1882.
Baca Juga: Kisah Remaja Aceh Membunuh Controleur Belanda
Tjoetje dalam buku Perkuburan Belanda Peutjoet Membuka Tabir Sejarah Kepahlawaban Rakyat Aceh, 1972, Banda Aceh, Jajasan Kesedjahteraan Karyawan Deppen Perwakilan Atjeh, mengungkapkan di sekitar komplek kuburan Belanda, Peucut Kerkhof dulu terdapat sebuah kebun “Belower”.
Nama kebun itu diambil dari nama seorang Yahudi mantan tentara bayaran Belanda di Aceh, yang membuka kebun tersebut. Yahudi itu bernama Bolchover. Ketika tak lagi aktif dalam dunia militer, Bolchover menghabiskan waktunya untuk berkebun, lahan alang-alang yang biasanya jadi tempat pemeliharaan dan perawatan kuda-kuda calvaleri Belanda, dibabat dijadikan sebagai kebun.
Baca Juga: Kempes dan Tragedi Pembantaian di Kuta Reh
Di kebun Bolcover itu juga dibangun tempat penginapan, rumah-rumah kecil tempat peristirahatan, serta klub hiburan malam. Komplek taman Bolchover itu pada masa tersebut sangat negatif sifatnya. Tentara Belanda kelas bawah yang kelelahan setelah perang, datang ke sana mencari hiburan, minum minuman keras, dan mengencani perempuan selingkuhan dari kalangan mereka sendiri.
Para istri tentara yang ditinggalkan suami, menjadikan tempat itu sebagai tempat pelampiasan nafsu dan gairahnya. Tempat itu sebagai komplek perkebunan dan tempat sek liar. Pada masa lalu, kalau orang bercerita tentang Peucut Kerkhof tak bisa lepas dari kebun Bolchover di sisinya. Kesan yang timbul adalah, kuburan Belanda dan tempat pelacuran.[]
Baca Juga: Belanda Provokasi Sentimen Anti Cina di Aceh