BANDA ACEH |ACEH INFO – CEO Trans Continent (Royal Group) Ismail Rasyid menggagas Santripreneur dan Yatimpreneur sebagai upaya mendorong tumbuhnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Aceh. Calon Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Aceh ini periode 2022-20227 ini juga menilai pentingnya digitalisasi UMKM untuk mendorong UMKM berorientasi ekspor yang berbasis pada komoditi unggulan daerah.
Hal itu disampaikan pria kelahiran Matangkuli, Aceh Utara 3 Juli 1968 tersebut dalam acara silaturrahmi dengan para jurnalis di kantor Trans Continent di Beuradeh, Kecamatan Masjid Raya, Kabupaten Aceh Besar, Sabtu sore, 18 Juni 2022.
“Santri tidak lagi hanya berkutat dengan kitab-kitab pengajian saja, tapi perlu kita latih kewirausahaan. Terpilih atau tidaknya saya sebagai Ketua Umum KADIN Aceh Santipreneur dan Yatimpreneur ini tetap akan saya jalankan. Kalau hanya berorientasi pada jabatan maka tidak akan ada perubahan,” ujarnya.
Baca Juga: Ismail Rasyid Resmi Mendaftar Sebagai Calon Ketua Kadin Aceh
Untuk tujuan itu, Ismail Rasyid menegaskan, dirinya siap bersinergi dengan berbagai pihak untuk mendorong dunia usaha yang aktif guna mencapai pembangunan ekonomi Aceh yang mandiri dalam rangka mendukung pemulihan ekonomi nasional.
Kita juga perlu mengembangkan ekonomi kreatif dalam bentuk kombinasi lintas sektoral dalam rangka meningkatkan nilai tambah produk dan menciptakan lapangan kerja. Untuk itu kita perlu membangun konektivitas sektor transportasi sebagai penghubung tumbuhnya ekonomi daerah, nasional dan internasional,” tambahnya.
Selain itu kata Ismail Rasyid, untuk peningkatan ekonomi daerah juga perlu mengoptimalkan hilirisasi komoditi unggulan di sektor pertanian, perkebunan, peternakan, maupun budidaya perikanan dan perikanan tangkap. Sebagai pengusaha dirinya siap melakukan advokasi untuk menciptakan kondisi dunia usaha yang kondusif.
“Kita juga perlu melibatkan perguruan tinggi untuk mempercepat akselerasi dalam upaya meningkatkan kompetensi sumber daya manusia. Kolaborasi dunia usaha dengan perguruan itu sangat penting. Perguruan tinggi bisa melakukan riset-riset untuk disumbangkan ke dunia usaha, makanya dalam kolaborasi itu KADIN juga harus punya lembaga research and development,” tegasnya.
Baca Juga: Ini Kata Ismail Rasyid Usai Mendaftar Sebagi Calon Ketua Kadin Aceh
Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala ini menambahkan, untuk membangun dunia usaha dibutuhkan tiga hal, yakni expert, trus, dan network. Ketika tiga hal itu sudah ada maka diperlukan komitmen untuk melakukan sesuatu sehingga terus berproses.
“Aceh yang berada di pintu Selat Malaka sangat strategis untuk pengembangan dunia usaha. Banyak produk dan komoditas Aceh yang bsia diperdagangkan ke luar negeri. Tinggal bagaimana kita membangun konektivitas. Kita ingin menghidupkan kembali perdagangan Aceh seperti kejayaan pada masa lalu, untuk itu perlu konsep yang jelas, dan KADIN menjadi wadah untuk melakukan itu. KADIN harus bisa menjembatani dunia usaha dengan pemerintah dan dunia usaha dengan dunia usaha,” pungkasnya.[]