25.2 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Isi Kuliah Umum di USK, Jenderal Dudung: Bangsa Ini Bukan Milik Kelompok Tertentu

BANDA ACEH | ACEH INFO – Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD), Jenderal TNI Dudung Abdurrahman, mengaku bangga datang ke Aceh. Ia menyebutkan penting menyampaikan pesan-pesan kebersamaan dan nasionalisme kepada para mahasiswa.

“Bangsa ini milik bersama, bukan milik sekelompok tertentu. Ingat bahwa semangat pendiri bangsa dalam menyusun dasar negara adalah munculnya kerelaan untuk mementingkan kepentingan bangsa daripada kepentingan pribadi,” kata Jenderal Dudung saat mengisi kuliah umum di Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Kamis, 10 Maret 2022 lalu.

Hadir dalam kuliah umum tersebut Gubernur Aceh Nova Iriansyah, Wali Nanggroe Aceh Malik Mahmud Al Haytar, Pangdam Iskandar Muda, Kajati Aceh, dan juga Ketua PKK Aceh.

Menurut Jenderal Dudung, sumbangan rakyat Aceh dalam perjuangan bangsa diwujudkan dalam banyak hal. Mulai dari mendukung seluruh biaya operasional Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI), yang semula berkedudukan di Bukit Tinggi, tapi karena alasan keamanan kemudian dipindahkan ke Banda Aceh, Aceh.

Selain itu, kata dia, rakyat Aceh juga menyumbangkan dua pesawat terbang yang kemudian dipakai sebagai ujung tombak perjuangan diplomasi ke luar negeri. Pesawat-pesawat tersebut telah menyuplai kebutuhan pokok operasi perwakilan RI di luar negeri, maupun menerobos blokade udara Belanda dalam perang kemerdekaan RI.

“Satu-satunya Provinsi yang menyumbangkan pesawat adalah Provinsi Aceh. Dan inilah bukti dari nilai-nilai kebangsaan, yang lebih mementingkan kepentingan umum daripada pribadi,” kata Jenderal Dudung.

Menurutnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi kini telah menjadikan dunia tanpa batas. Hal ini berpengaruh langsung terhadap pola bernegara, termasuk perubahan masyarakat dunia pada tataran global. Sehingga yang terjadi belahan dunia tertentu bisa menjadi penggerak bagi yang lain begitu cepat.

“Terbukanya jaringan internet juga diiringi dengan berkembangnya berita bohong dengan menggunakan platfom media, mempengaruhi opini masyarakat yang digunakan untuk kepetingan kelompok. Ini tentu mengganggu nilai-nilai persatuan dan kesatuan bangsa,” jelas Jenderal TNI AD, Dudung Abdurachman.

Jenderal Dudung mengatakan, saat ini butuh ketelitian ekstra, sebab ada di era dimana kebohongan menjadi kebenaran dengan memainkan emosi dan perasaan. Hal tersebut pada akhirnya mudah sekali terjadi konflik SARA.

Dia memaparkan Indeks kerentanan 2021 dimana terjadi konflik di banyak negara, sementara Indonesia menduduki peringkat 99 dari 179 Negara.

“Bangsa Indonesia punya nilai-nilai pemersatu bangsa. Nilai tersebut merupakan nilai dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, yang digunakan pada saat bangsa menghadapi musuh bersama,” ucap KASAD TNI AD.

Nilai-nilai tersebut seperti, sudah sejak 660 tahun lalu nenek moyang kita telah menghargai perbedaan, kemudian di tengah masyarakat kebersamaan dan gotong royong, serta optimisme dan percaya diri.

Tak lupa,  Jenderal TNI AD, Dudung Abdurachman mengatakan, nilai-nilai bangsa Indonesia harus dipahami sebagai wawasan kebangsaan. Nilai tersebut mengkristal dalam Pancasila, sebagai nilai ke-Indonesia-an sekaligus pendorong cita-cita proklamasi.

Sementara itu, Rektor Unsyiah, Profesor Marwan menyatakan rasa terimakasihnya atas kehadiran KSAD di Unsyiah. Dia mengatakan menjadi suatu yang sangat istimewa, di mana KSAD menjadi tokoh nasional pertama yang hadir di Unsyiah usai dirinya dilantik sebagai Rektor Universitas Syiah Kuala pada Rabu (9/2) kemarin.

Rektor USK, Prof. Dr. Ir. Marwan, IPU dalam sambutannya menyampaikan bahwa kuliah umum hari ini sangatlah penting, untuk memaknai kembali keberagaman para pihak sebagai bangsa. Dia juga mempertanyakan apakah selama ini semua pihak yang berhadir sudah benar-benar menjadi contoh baik dalam mendukung persatuan, atau malah sebaliknya.

“Kita masih keliru dalam memaknai semua perbedaan, sehingga sikap dan prilaku kita justru berpotensi merusak persatuan bangsa yang sudah terjalin,” ucap Prof Marwan.

Untuk itu Rektor berharap, kuliah umum ini dapat semakin membuka wawasan semua pihak akan pentingnya pendidikan. Menurutnya untuk membangun negara, semangat saja tidak cukup. Namun, harus dibekali dengan ilmu pengetahuan sehingga mampu memberikan manfaat yang luas bagi masyarakat.

“Semoga menjadi awal yang sangat baik bagi kita untuk membesarkan kampus ini dan bersinergi membangun Indonesia,” kata Profesor Marwan.

Rektor mengatakan, kampus USK dibangun atas kebersamaan antara TNI dan masyarakat. TNI saat itu bergotong royong bersama masyarakat Aceh, membersihkan kawasan kampus.

“Rektor Pertama Universitas Syiah Kuala adalah Pangdam Iskandar Muda, Kolonel Muhammad Yasin,” kata dia.

Rektor menyebutkan USK menjadi contoh miniatur bagaimana keberagaman di Indonesia. Kampus ini mendidik mahasiswa dari seluruh Indonesia, termasuk dari Provinsi Papua dan Papua Barat.

Bagi Rektor dan civitas akademika Unsyiah, para mahasiswa tersebut merupakan generasi penerus bangsa yang punya hak sama untuk mengenyam pendidikan.

Untuk itulah, USK selaku perguruan tinggi yang menampung mereka terus berbenah, yaitu dengan meningkatkan kualitas pelayanan dan mutu pendidikannya.

“Sebab kami telah bertekad untuk menjadi rumah yang nyaman bagi mereka, yang berasal dari berbagai latar belakang itu. Baik suku, agama, bahkan budaya yang sangat kontras di Aceh,” harap Prof Marwan.

Meski demikian, semua perbedaan tersebut tentu bukanlah hambatan bagi USK. Kampus yang dikenal sebagai Jantong Atee Rakyat Aceh ini dinilai sukses merawat semua keberagaman tersebut. Buktinya, USK Kuala berhasil menjadi perguruan tinggi pertama di Indonesia yang mampu meluluskan mahasiswa penerima beasiswa Afirmasi Pendidikan Tinggi tersebut.

“Pengakuan ini telah banyak diungkapkan oleh berbagai pihak. Termasuk Majelis Rakyat Papua yang khusus datang ke Aceh untuk menyampaikan apresiasi atas keberhasilan perguruan tinggi ini dalam mendidik anak-anak mereka,” ungkap Rektor.

Rektor mengatakan, kampus ini telah membuktikan bahwa keberagaman itu bukanlah hambatan. Tapi kekuatan bagi bangsa ini  untuk menuju bangsa yang besar,” pungkasnya.[]

spot_img
Kontributor :DBS

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS