Untuk meningkatkan peran masyarakat di bidang kesehatan, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh terus meningkatkan peran Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) di 7.513 Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) yang tersebar di seluruh Aceh.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat yang bersifat promotif dan preventif dalam kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM secara mandiri dan berkesinambungan.
Hal itu disampaikan Kepala Seski Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM dan Keswa) Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Siti Dara. Ia menjelaskan, Posbindu PTM menjadi salah satu bentuk Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) yang selanjutnya berkembang menjadi Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) dalam pengendalian faktor risiko PTM di bawah pembinaan Puskesmas.
“Jadi Posbindu PTM ini merupakan kegiatan pengendalian faktor resiko penyakit tidak menular atau PTM melalui pemberdayaan masyarakat. Posbindu PTM pada dasarnya merupakan kegiatan milik masyarakat yang dilaksanakan sepenuhnya dari masyarakat, oleh masyarakat dan untuk masyarakat,” jelas Siti Dara.
Siti Dara menambahkan, Puskesmas lebih berperan dalam hal pembinaan Posbindu PTM dan menerima pelayanan rujukan dari Posbindu PTM di wilayah kerjanya karena pada prinsipnya kegiatan Posbindu PTM mencakup upaya promotif dan preventif, maka di dalam kegiatan Posbindu PTM tidak mencakup pelayanan pengobatan dan rehabilitasi.
Posbindu PTM dasar meliputi pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, indeks massa.
“Tujuan utama kegiatan Posbindu PTM adalah untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan dan penemuan dini faktor resiko PTM. Oleh karena itu sasaran Posbindu PTM cukup luas mencakup semua masyarakat usia 15 tahun ke atas baik itu dengan kondisi sehat, masyarakat beresiko maupun masyarakat dengan kasus PTM,” tambahnya.
Sasaran utamanya adalah untuk kelompok masyarakat sehat agar faktor resiko tetap terjaga dalam kondisi normal, masyarakat yang berisiko dan penyandang PTM berusia 25 tahun ke atas.
Posbindu PTM bertujuan untuk mengontrol dan menjaga kesehatan secara optimal baik dengan upaya preventif seperti penyuluhan dan kuratif melalui sistem rujukan Posbindu PTM ke Puskesmas. Siti Dara berharap keberadaan Posbindu dapat menanggulangi beberapa penyakit yang ada dalam masyarakat.
Masih menurut Siti Dara, penyakit tidak menular atau PTM terjadi akibat berbagai faktor resiko, seperti merokok, diet tidak sehat, kurang aktivits fisik, dan konsumsi minuman beralkohol. Faktor risiko tersebut akan menyebabkan terjadinya perubahan fisiologis di dalam tubuh manusia, sehingga menjadi faktor resiko antara lain tekanan darah.
Contoh layanan khusus PTM lainnya adalah deteksi dini serangan stroke, penanganan cedera, skrining thalasemia, deteksi dini kanker anak, layanan upaya berhenti merokok, pendekatan praktis kesehatan paru, rehabilitasi/ paliatif PTM dan lain sebagainya.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia merekomendasikan untuk pencegahahn Penyakit Tidak Menular perlu dilakukan antara lain: tidak merokok, batasi konsumsi gula, batasi konsumsi garam, batasi lemak secara berlebihan, rajin konsumsi buah dan sayur, rajin aktifitas fisik atau olah raga, serta melakukan pengecekan kesehatan secara teratur.
“Pemeriksaan PTM di Posbindu meliputi pemeriksaan lemak tubuh dengan body fat analyzer, pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan lingkar perut, konsultasi kesehatan, pemeriksaan laboratorium yang mencakup pemeriksaan kolesterol lengkap, asam urat, gula darah, dan CO paru,” pungkasnya.[adv]