SABANG | ACEH INFO – Tugu Nol Kilometer Indonesia yang berada di ujung Pulau Weh tepatnya di Ujoeng Ba’u merupakan salah satu destinasi wisata yang wajib di kunjungi bila ke Kota Sabang. Bangunan yang menjadi iconic tersebut direvitalisasi oleh Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Sabang (BPKS) Pada tahun 2014.
Bangunan yang berhasil terpilih sebagai destinasi wisata terunik dalam ajang Anugerah Pariwisata Indonesia atau API 2019, kian hari semakin tinggi angka kunjungannya, sehingga perlu dilakukan penataan-penataan lanjutan untuk benar menjadi tujuaan wajib bila berkunjung ke Kota Sabang.
Melihat kondisi ini, BPKS yang juga memliki peranan untuk pengembangan pariwsata di Kawasan Sabang, merasa bertanggungjawab untuk menjadikan iconic tersebut semakin diminati dan dimulailah revitalisasi tugu tersebut pada tahun 2014 dan selesai difungsikan pada tahun 2017.
Namun, seiring berjalannya waktu, tentunya ada beberapa bagian tugu yang mengalami kerusakan akibat korosi. Hal inilah yang menjadi alasan BPKS untuk melakukan pemeliharaan lanjutan. Hal tersebut tidak lain untuk menciptakan kenyamanan dan keamanan pengunjung.
Kepala BPKS Iskandar Zulkarnain melalui Deputi Teknik Pengembangan dan Tata Ruang, Azwar Husein menyampaikan bahwa BPKS telah selesai melakukan pemeliharaan di area atau kompleks Tugu Nol Kilometer Indonesia.
Pemeliharaan yang dilakukan oleh BPKS meliputi pemeliharaan tugu dan juga ecotrack tourism yang masuk berada di kawasan Taman Wisata Alam itu.
”Tahun 2021, BPKS telah melakukan pemeliharaan-pemeliharaan dan kini pekerjaan sudah selesai. Kini destinasi Nol Kilometer Indonesia sudah layak untuk dikunjungi oleh wisatawan baik domestik maupun wisatawan macanegara,” jelas Azwar.
Azwar menjelaskan, pemeliharan yang dilakukan BPKS meliputi perbaikan struktur rangka baja bangunan utama Tugu. Kemudian ada beberapa pergantian lantai kayu pada lintasan ecotrack tourism yang telah rusak dimakan usia.
Harapannya dengan telah selesainya pemeliharaan tugu dan pendukung lainya, ke area Nol Kilometer Indonesia semakin diminati dan tetap menjadi tujuan wajib bila ke Kota Sabang ini.
”Kami juga mengajak semua pihak baik masyarakat maupun pengunjung untuk sama-sama menjaga fasilitas yang telah dibangun. Karena tanpa dukungan dari berbagai kalangan sulit bagi BPKS untuk terus menciptakan keyamanan di area kompleks Nol Kilometer Indonesia,” pintanya.
<
p style=”text-align: left;”>Sejarah Monumen
Sebagaimana yang disadur dari berbagai sumber, Konon sebelum dibangun Monumen Tugu Nol Kilometer Indonesia yang berada di Ujong Ba’u, Gampong Iboih pada tahun 1997, ada sebuah tugu yang berada tidak jauh dari Pantai Teupin Layeu persisnya tepat disebelah kanan pada ruas jalan Iboih – Ujoeng Ba’u.
Monument berbahan baku beton persegi empat menjulang keatas itu, masih berdiri tegak. Sedikit informasi yang dapat menjelaskan kapan monumen tersebut dibangun dan siapa yang meresmikannya.
Kamudian, pada tahun 1997 menjelang diselengarakan Jambore Iptek di Kota Sabang, Pemerintah menetapkan posisi Nol Kilometer Indonesia di Ujoeng Ba’u, Gampong Iboih Kota Sabang dan dimulai pembangunan ditahun yang sama.
Bangunan Tugu Nol Kilometer yang kedua tersebut berkontruksi beton dua lantai setinggi 22,5 meter dengan bentuk lingkaran berjeruji. Bagian tugu dicat putih. Puncak tugu ini terdapat patung burung Garuda menggenggam angka nol.
Di lantai pertama monumen terdapat sebuah pilar bulat dan terdapat dua prasasti, yang pertama ditandatangani oleh Wakil Presiden, Try Sutrisno, pada 9 September 1997 bersamaan dengan pembukaan Jambore Iptek dan yang kedua Menteri Riset dan Teknologi BJ. Habibie 24 September 1997.
Dalam prasasti itu bertuliskan penetapan posisi geografis Indonesia diukur pakar BPP Teknologi dengan menggunakan teknologi Global Positioning System (GPS).
Pada tahun 2014, BPKS mulai melakukan tahapan revitalisasi area Komplek Nol Kilometer Indonesia. Pembangunan tersebut selesai dibangun dan difungsikan pada tahun 2017 silam dan pada Tahun 2021 kini BPKS juga telah selesai melakuka pemeliharaan tugu yang berada di areal Taman Wisata Alam (TWA).[]