25.2 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Bayi di Aceh Harus Mendapar Vaksin Polio Lengkap

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia meminta agar bayi di Aceh mendapat vasin polio lengkap setelah ditemukannya kasus polio di Mane, Kabupaten Pidie beberapa waktu lalu.

Permintaan itu disampaikan Plt Direktur Imunisasi Kementerian Kesehatan, dr. Prima Yosephine kepada Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh  untuk mencegah terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.

Yosephine mengatakan, peningkatan imunisasi polio perlu dilakukan mengingat Indonesia adalah negara dengan resiko polio berdasarkan capaian imunisasi rutin dalam tiga tahun terakhir.

Kemenkes, menurutnya, memberikan perhatian khusus pada wilayah yang cakupan imunisasinya masih rendah dan rawan terjadinya KLB, seperti Provinsi Aceh melalui upaya pelaksanaan penguatan imunisasi rutin.

“Semua sasaran bayi itu harus sudah mendapatkan lengkap imunisasi polio, yaitu empat dosis untuk polio yang tetes dan satu dosis untuk suntikan sesuai dengan usia anaknya,” ujar Prima dalam siaran pers, Rabu, 30 November 2022.

Yosephine menambahkan perlu ada upaya pelacakan untuk memastikan seluruh bayi mendapatkan empat dosis imunisasi bOPV dan satu dosis imunisasi IPV lengkap sesuai usia. Selain itu, ia meminta adanya imunisasi kejar bagi anak usia 12-59 bulan yang belum atau tidak lengkap status imunisasi polionya.

“Pastikan seluruh sasaran mendapatkan empat dosis imunisasi bOPV dan satu dosis imunisasi IPV, mengingat imunitas atau kekebalan atau vaksin untuk mencegah tertularnya terhadap polio tipe 2 hanya bisa didapatkan dari imunisasi suntikan,” katanya.

Yosephine menambahkan, berdasarkan laporan cakupan imunisasi rutin (OPV), ada dua provinsi yang sangat berisiko tinggi. Provinsi tersebut adalah Aceh dan Sumatera Barat dengan cakupan vaksinasi oral di bawah 60 persen pada tahun 2020. Sementara itu, ada 13 provinsi yang berisiko tinggi dengan cakupan vaksinasi berkisar 60-79 persen.

“Lalu, kita punya 13 provinsi juga yang cakupannya sedang, sebesar 80-94 persen. Kemudian, kita punya 6 provinsi dengan capaian cukup baik untuk imunisasi polio di atas 95 persen,” ungkapnya.

Sedangkan dilihat berdasarkan kabupaten kota, ada 60 kabupaten/kota dari total 514 kabupaten/kota masuk kategori sangat berisiko dengan cakupan imunisasi di bawah 60 persen. Kemudian, ada 132 kabupaten kota yang risikonya tinggi dengan cakupan vaksinasi 60-79 persen.

Sementara 166 kabupaten/kota berisiko sedang, dan 154 kabupaten/kota berisiko rendah. “Demikian juga untuk imunisasi suntikan (IPV), yang hijau hanya jogja di tahun 2020. Untuk kabupaten kota sebagian besar berisiko tinggi dan sangat tinggi,” kata Prima.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pidie, dr. Arika Husnayanti melaporkan sebanyak 14.000 anak atau 14,6 persen telah mendapatkan imunisasi polio di hari pertama pencanangan SUB Pekan Imunisasi Nasional Polio di Kabupaten Pidie Aceh.

Pihaknya mengaku optimistis target 95 persen imunisasi dalam seminggu ke depan akan tercapai. Baca juga: Kemenkes Targetkan 95.603 Anak di Pidie Dapat Vaksin Polio Putaran I Dari 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi polio, sebanyak 4.168 anak usia 0-59 bulan mendapatkan imunisasi polio, 854 anak usia 5 tahun. “Sebanyak 14.000 anak yang sudah mendapatkan imunisasi di hari pertama, dari target 12.975 anak,” kata Arika

Selain Kabupaten Pidie, secara bertahap Sub PIN Polio akan dilaksakan di seluruh wilayah provinsi Aceh. Pada tanggal 5 Desember, akan dilaksanakan di enam kabupaten kota, yaitu Kota Banda Aceh, Kabupaten Aceh Jaya, Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Utara, dan kota Sabang. Kemudian, 12 Desember, akan dimulai di 16 kabupaten kota lainnya. Sementara Sub PIN putaran kedua, akan dimulai minggu ke-4 Januari 2023 meliputi seluruh wilayah di Provinsi Aceh.[adv]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS