Nilai ekpor barang dari Aceh pada triwulan III 2023 hanya 161,85 juta dolar AS. Kinerja ekspor ditopang komoditas batu bara 56,60 persen dan kopi 13,76 persen dari total nilai ekspor.
Hal itu terungkap dalam Laporan Perekonomian Provinsi Aceh November 2023 yang dirilis Bank Indonesia Perwakilan Aceh baru-baru ini. Ekspor luar negeri Provinsi Aceh pada triwulan III 2023 tercatat tumbuh sebesar 3,94% (yoy), melambat dibandingkan riwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 22,67% (yoy). Dengan laju tersebut, ekspor luar negeri Aceh memberikan andil negatif sebesar 0,18% terhadap kinerja ekonomi Aceh secara keseluruhan pada triwulan II 2023.
Perlambatan kinerja ekspor luar negeri tersebut didorong oleh  menurunnya harga komoditas ekspor unggulan Aceh seperti batu bara, kopi, dan minyak kelapa sawit. Nilai ekspor barang asal Provinsi Aceh pada triwulan II 2023 secara nominal tercatat sebesar 161,85 juta dolar AS.
Baca Juga: OJKÂ Minta Bank Blokir 85 Rekening Pinjol Ilegal
Secara umum, kinerja ekspor masih ditopang oleh komoditas utama yaitu batubara dan kopi dengan pangsa masing-masing sebesar 56,60% dan 13,76% dari total ekspor Provinsi Aceh. Ekspor komoditas batubara pada triwulan III 2023 mencapai 69,92 juta dolar AS, tercatat mengalami kontraksi sebesar 39,94% (yoy).
Kinerja ekspor batubara yang lebih tinggi tertahan oleh masih terbatasnya negara tujuan ekspor batubara Aceh yang saat ini didominasi India. Komoditas ekspor terbesar kedua adalah kopi, di mana pada triwulan laporan ekspor kopi Aceh mencapai 17,03 juta dolar AS, atau mengalami kontraksi sebesar 8,37% (yoy).
Sementara  itu impor luar negeri pada triwulan III 2023 tercatat mengalami ekpansi sebesar 61,11% (yoy), berbeda dengan triwulan sebelumnya yang mengalami kontraksi sebesar 64,44%. Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Bea Cukai Aceh, nilai impor barang ke Provinsi Aceh pada triwulan III 2023 sebesar 12,55 juta dolar AS, lebih    tinggi dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang sebesar 1,47 juta dolar AS.
Baca Juga: HK Temukan Sejumlah Mobil Angkutan Over Load di Tol Sigli-Banda Aceh
Nilai impor barang tersebut mengalami akselerasi sebesar 751,34% (yoy) pada triwulan III. Secara umum, kinerja impor luar negeri masih didominasi oleh kelompok peralatan mesin dan bahan kimia. Secara lebih spesifik, barang impor utamanya merupakan peralatan mesin khusus civil engineering and contractor plant and equipment and parts serta kebutuhan pokok seperti beras dan pupuk.
Hal itu kemudian menyebabkan defisit neraca ekspor antar daerah Provinsi Aceh pada triwulan III 2023 meningkat sebesar 10,26% (yoy), lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang mencapai 31,42% Â (yoy). Pada triwulan III 2023, defisit neraca ekspor antar daerah tercatat Rp3,46 triliun, lebih rendah dibandingkan triwulan II 2023 sebesar Rp3,99 triliun, namun lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp3,14 triliun.
Berdasarkan data perdagangan antar wilayah dari Badan Pusat Statistik, penjualan antar wilayah paling besar di Provinsi Aceh dilakukan oleh perusahaan yang bergerak di bidang minyak mentah kelapa sawit dengan nilai penjualan sebesar Rp764 miliar.
Baca Juga: Libur Natal Bank Aceh Tutup Dua Hari
Di sisi lain, komoditas pembelian dari daerah lain didominasi oleh mobil, sepeda motor, minyak bahan bakar, kendaraan bermotor dengan tujuan khusus, dan alat transportasi umum alat transportasi umum jenis kendaraan bermotor untuk penumpang. Lima kelompok komoditas ini mencakup 41,93% dari total pembelian antar wilayah di Provinsi Aceh. Provinsi Aceh melakukan pembelian terbesar dari Sumatera Utara dan DKI Jakarta.[]