26.3 C
Banda Aceh
spot_img
spot_img

TERKINI

Banda Aceh Kota Ilmu Pengetahuan

Kerajaan Aceh pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan di Asia Tenggara dengan tiga lembaga khusus yang menangani pengembangan ilmu pengetahuan.

Gambaran ringkas tentang sejarah perkembangan Kota Banda Aceh di bidang dakwah Islamiyah dan pendidikan, pernah ditulis oleh Abdurrahman Kaoy dalam makalah yang disampaikan pada seminar Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Banda Aceh tahun 1988.

Abdurahman Kaoy menjelaskan banyak ahli sejarah yang telah melakukan penelitian dengan seksama dimana telah didapat bukti yang meyakinkan bahwa agama Islam telah melintasi Sumatra bagian Utara, Bandar Peureulak Samudra Pasai di abad pertama Hijriah atau akhir abad ke-7 Masehi.

Hal ini juga dikuatkan oleh keputusan seminar sejarah masuknya Islam ke Indonesia di Medan tahun 1963 (23 sampai 26 Juli 1963). Dan ditunjang pula oleh keputusan Seminar Islam di Minangkabau tahun 1969. Di antara tokoh-tokoh sejarawan muslim yang ikut memperkuat pendapat tersebut antara lain Prof Ali Hasjmy, Prof Dr HAMKA, Drs Ibrahim Bukhary, H Agus Salim, H M Zainuddin dan beberapa sejarawan lainnya.

Baca Juga: Masjid Raya Baiturrahman Pusat Pendidikan Islam

Abdurrahman Kaoey menambahkan, Kerajaan Aceh Darussalam merupakan salah satu kerajaan Islam terkemuka yang pernah menjadi kiblat ilmu pengetahuan. Ada tiga lembaga khusus yang menangani pengembangan ilmu pengetahuan di Kerajaan Aceh Darussalam pada masa itu. Ketiga lembaga tersebut adalah: Balai Setia Hukama, Balai Setia Ulama, dan Balai Jamaah Himpunan Ulama.

Balai Setia Hukama merupakan tempat berkumpulnya para ilmuan hukama (ahli pikir) dan cerdik pandai untuk membahas dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Sementara Balai Setia Ulama bisa disamakan dengan Jawatan Pendidikan dan Pengajaran. Sedangkan Balai Jamaah Himpunan Ulama merupakan study club tempat para ulama dan sarjana bertukar pikiran dan membahas masalah pendidikan dan ilmu pengetahuan.

Penyebaran ilmu pengetahuan dilakukan merata ke seluruh wilayah Kerajaan Aceh Darussalam, baik di kota bahkan kepelosok desa. Pendidikan bertingkat dan berjenjang dari yang rendah sampai ketingkat tinggi disponsori oleh ulama dan umara. Dalam upaya pembinaan kader dakwah mempersiapkan calon ulama dan umara dibuka pendidikan yang berjenjang.

Baca Juga: Banda Aceh Kota Tamaddun

Jenjang pendidikan tersebut adalah, pertama tingkat Madrasah (Meunasah) di setiap kampung, yang berfungsi sebagai sekolah dasar tempat diadakan menulis membaca huruf Arab, ilmu agama, fiqh, bahasa jawi, sejarah Islam dan cara bercerita. Meunasah juga berfungsi sebagai tempat musyawarah dan pusat kegiatan masyarakatnya di desa dan sebagai tempat penginapan gratis untuk para remaja lelaki dewasa dan tetamu pria.

Jenjang pendidikan kedua disebut Rangkang, yang merupakan pendidikan tingkat lanjutan dari Meunasah diadakan di setiap mukim, tenaga pengajar tetapnya disebut Tengku Leube. Pendidikan ini dapat disamakan tingkat SMP sekarang.

Tamat dari Rangkang baru bisa melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya, yakni  Dayah (Zawyah). Di setiap wilayah Uleebalang dalam Kerajaan Aceh dibangun Dayah yang pada umumnya berpusat di Mesjid. Pendidikan Dayah dapat disamakan dengan pendidikan tingkat lanjutan atas atau SMA sekarang.

Jenjang selanjutnya adalah Dayah Teungku Syik, pendidikan ini dapat disamakan dengan pendidikan tingkat tinggi dimana diajarkan berbagai pengetahuan agama Islam secara luas dan dalam.

Keempat pusat pendidikan ini merupakan dapur yang telah mencetak kader ulama, pemimpin, muballigh, imam dan khatib serta mujahid-mujahid dakwah yang berkualitas tinggi yang mampu menyemarakkan syiar Islam keseluruh penjuru negeri di rantau Asia Tenggara. Para alumni dari Dayah Teungku Syik banyak yang menjadi pemimpin, ulama dan fuqaha kenamaan yang namanya harum sepanjang sejarah berkat usaha dan karya-karya mereka.

Baca Juga: Awal Mula Kota Banda Aceh

Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam, di pusat kota Banda Aceh Darussalam terdapat tiga buah mesjid yang indah dan padat dengan berbagai kegiatan-kegiatan ibadah, dakwah dan pengabdian untuk kepentingan kemanusiaan. Dari ketiga mesjid ini terpancar sinar syariat peradaban ummat manusia. Pengaruh mesjid sangat terasa dalam segala segi kehidupan masyarakat Aceh, diantara mesjid yang paling berpengaruh itu adalah :

Mesjid Baiturrahim, mesjid ini berfungsi sebagai pusat kegiatan ibadah dan kegiatan ilmu dalam Keraton Daruddunia terutama dalam bidang ilmu politik, hukum dan Tata negara.

Mesjid Baitul Musyahadah, mesjid ini merupakan pusat kegiatan ilmu dan kebudayaan dalam kota Banda Aceh Darussalam, disamping fungsi dasarnya sebagai pusat ibadah dan dakwah Islamiah.

Mesjid Jamik Baiturrahman, mesjid Jamik ini disamping sebagai pusat ibadah juga merupakan Lembaga Pendidikan Tinggi (Al Jamiah) yang termaju di Asia Tenggara, waktu itu mesjid yang diperlengkapi dengan berbagai sarana pendidikan tinggi (Takhasus). Di mesjid Jamik ini berhimpun para ulama besar, para ilmuan dan sarjana terkemuka bukan hanya yang berasal dari daerah Aceh, tapi juga dari Turki, Aceh, Mesir, Persia dan India.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS