BANDA ACEH | ACEH INFO — Bakan Calon (Balon) Bupati Aceh Timur Dr Firman Dandy SE, M.Si menyampaikan tujuh misi pembangunan Aceh Timur saat pengembalian berkas pendaftaran dan penyampaian visi misi di Kantor Dewan Pimpinan daerah (DPD) Gerindra Aceh, Jumat, 17 Mei 2024.
Kehadiran Firman Dandy ke DPD Gerindra Aceh diterima oleh Sekretaris DPD Gerindra Aceh Drs. H Abdurrahman Ahmad bersama Ketua Tim Penjaringan Calon Kepala Daerah Partai Gerinda pada Pilkada 2024 Nasrul Sufi, Sekretaris Tim penjaringan Mahfudz Y Loethan, serta sejumlah pengurus DPD Gerinda Aceh lainnya.
Pria kelahiran Rantau Peureulak, Aceh Timur, 21 November 1977 ini menjelaskan visi besarnya adalah mewujudkan Aceh Timur yang BERIBADAH, yaitu berilmu, cerdas, Islami, bahagia, damai, dan baraqah di 2024-2029 sebagai pondasi kuat mencapai cita-cita besar Aceh Timur Meusaneut (ATM) di tahun 2045.
“Tahun 2045 Indonesia akan mengalami bonus demografi. Pondasinya harus diperkuat dari sekarang, kalau tidak disiapkan dari sekarang, maka akan lewat dan bisa menjadi petaka. Jadi, untuk 20 tahun ke depan kita sudah punya perencanaannya dari sekarang,” jelasnya.
Baca Juga: Dr Firman Dandy Kembalikan Berkas Pendaftaran Balon Bupati Aceh Timur ke DPD Gerindra Aceh
Firman Dandy sebagai Doktor Program Studi Perencanaan Pembangunan lulusan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara (USU) ini begitu fasih dan lancar menjelaskan seluk belum perencanaan pembangunan daerah, sesuai dengan latar belakang pedidikan dan pengalamannya selama 20 tahun sebagai birokrat di bidang perencanaan pembangunan dan anggaran daerah.
“Anggaran itu jantungnya pembangunan daerah. Keilmuan dan pengalaman akan saya gunakan untuk pembangunan daerah. Selama ini saya hanya menerima perintah pimpinan dalam menyusun anggara. Saya yang masak, tapi saya tidak bisa menentukan menu apa yang inngin saya masak. Ke depan kalau Allah izinkan saya jadi kepala daerah, maka saya akan bisa memasak menu apa yang diingunkan oleh masyarakat Aceh Timur dalam setiap program pembangunan daerah,” ujar Firman Dandy.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Samudera (IKA Unsam) ini memaparkan, visi pertamanya adalah membangun Aceh Timur dengan bersendikan Syariat Islam yang Rahmatan Lil Alamin. Hal itu akan dilakukan dengan memperkuat pendidikan nonformil berbasis Dayah, dengan memfasilitasi metode entrepreneur bagi guru-guru pengajian.
“Peran ulama juga akan kita maksimalkan dalam setiap pengambilan kebijakan daerah, karena ulama dan umara sejatinya bagai dua sisi koin yang tidak bisa dipisahkan. Selain itu juga akan memberikan subsidi Dana Pengajian Umum untuk setiap kecamatan,” jelas Firman Dandy.
Baca Juga: Empat Komisi di MPD Aceh Tamiang Terbentuk
Firman Dandy menambahkan, visi keduanya meliputi bidang pemerintahan. pihaknya akan mewujudkan pemerintahan yang profesional, berkeadilan, melayani, bersih, terpercaya, efektif dan efisien, serta merangkul semua kalangan.
Sementara itu di visi ketiga akan mewujudkan percepatan pemenuhan standar pelayanan minimal yang berkaitan dengan pelayanan dasar bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan pemukiman, ketentraman, ketertiban umum dan perlindungan masyarakat serta sosial.
“Kita akan letak pondasi pembangunan Aceh Timur yang berkeadilan, berkelanjutan berbasis keunggulan dan potensi kawasan dengan berpedoman pada perencanaan pembangunan yang komprehensif dan terintegrasi. Ini yang keempat,” tambah Firman Dandy.
Kemudian visi kelima lanjut Firman Dandy adalah mewujudkan pembangunan sumber daya manusia seutuhnya dengan konsep sinkronisasi pendidikan umum, pendidikan berbasis dayah, pendidikan dan pelatihan vokasi, peningkatan prestasi olahraga, kesetaraan gender serta penguatan peran perempuan, penguatan peran pemuda dan penyandang disabilitas.
Baca Juga: Temuan Baru Mubadala Energy Berikan Manfaat Bagi Ekonomi Aceh
Selanjutnya visi keenam kata Firman Dandy adalah membangun ekonomi Aceh Timur ke depan dengan fokus membangun 7 kekuatan, yaitu : pemanfaatan sumber daya alam yang di hilirisasi dan diindustrialisasi; ketahanan pangan; seni budaya dan ekonomi kreatif; pariwisata halal, pemberdayaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), entrepreneurship; dan digital ekonomi.
“Yang tak kalah pentingnya adalah soal pengentasan kemiskinan. Ini kami masukkan dalam visi kami yang ketujuh. Pengentasan kemiskinan perlu dilakukan sengan pola terpadu dan terintegrasi melalui pembangunan sistem pertanian yang memanfaatkan keterkaitan antara tanaman pangan, peternakan dan perikanan yang bersahabat dan selaras dengan alam,” tegasnya.[]