“Sebagai putra daerah Aceh Jaya, secara moral saya harus bertanggung jawab untuk membangun Aceh Jaya. Menyumbang pikiran dan tenaga, apa yang bisa saya berikan untuk membangun masa depan Aceh Jaya lebih maju jaya dan sejahtera,”
Penegasan itu disampaikan Amal Hasan di hadapan sekitar 50 tokoh dan deklarator Kabupaten Aceh Jaya, saat dimintai pendapatnya terkait rencana pencalonannya sebagai kandidat Bupati Aceh Jaya, pada acara silaturrahmi dan buka puasa bersama Forum Keluarga Besar Masyarakat Aceh Jaya yang berdomisili di Banda Aceh dan Aceh Besar di Arabia Hotel, Peunayong, Banda Aceh, Selasa, 18 April 2023.
Silaturrahmi dan buka puasa bersama bertajuk: Memperkuat ukhuwah, membangun masa depan Aceh Jaya lebih maju itu dipandu oleh tokoh senior yang juga deklarator dan Ketua Pemekaran Aceh Jaya, Adnan NS.
Amal Hasan dinilai sebagai sosok yang tepat untuk memimpin Kabupaten Aceh Jaya, karena itu tokoh dan deklarator bersama pemuda dan masyarakat Aceh Jaya mendorong agar pria kelahiran Calang, 1 Oktober 1968 itu maju pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 mendatang.
Amal Hasan yang baru saja menyelesaikan tugasnya sebagai salah seorang Direktur Bank Aceh tersebut juga dinilai sudah banyak berbuat untuk pembangunan ekonomi daerah. Selama 33 tahun berkarir di Bank Aceh, putra dari pasangan Ibrahim dan Rakibah ini telah menunjukkan kerja nyata dalam pembangunan ekonomi Aceh.
Suami dari Aida Tuti ini juga terlibat aktif dan sangat berperan dalam proses konversi Bank Aceh dari bank konvensional menjadi bank syariah, ia dipercayakan sebagai Sekretaris Tim Konversi Bank Aceh menjadi Bank Aceh Syariah, serta Ketua Tim Counterpart Sosialisasi Konversi Bank Aceh.
Amal Hasan menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Calang. Tahun 1987 ia hijrah ke Banda Aceh untuk melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Banda Aceh. Malah kini Amal Hasan dipercayakan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni SMA tersebut.
Tamat di SMA Negeri 5 Banda Aceh pada tahun 1990, Amal Hasan melanjutkan pendidikan Diploma III di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Sementara jenjang sarjana (S1) diselesaikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Banda Aceh di jurusan perbankan.
Amal Hasan yang saat itu sudah bekerja di Bank Aceh, di sela-sela kesibukannya melanjutkan pendidikan Pasca Sarjana (S2) Magister Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala. Kini ayah dari Fatih Al Mutawakkil dan Shanaz Annur Fathanah ini dipercayakan sebagai Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (PP Ikafensy).
Selain itu Amal Hasan juga dipercayakan memimpin sejumlah organisasi daerah dan nasional. Baru-baru ini ia terpilih sebagai Ketua Umum Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Wilayah Aceh, Wakil Ketua Bidang Komunikasi Hubungan Antar Lembaga Islamic Banking Marketing Communication (IBMarcom), Dewan Penasehat Islamic Global Market Association (IIGMA).
Bukan itu saja, meski berprofesi sebagai banker, Amal Hasan juga sangat peduli terhadap perkembangan olah raga di daerah. Ia dipercayakan sebagai Ketua Umum Pengurus Daerah (Pengda) HAPKIDO Aceh, serta Wakil Ketua Persatuan Golf Indonesia (PGI) Aceh. Kedekatannya dengan kalangan jurnalis juga kemudian membuatnya dinobatkan sebagai Dewan Pembina Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Provinsi Aceh.
Meski sudah bergelut dalam berbagai organisasi daerah dan nasional, Amal Hasan tidak pernah lupa pada kampung halamannya. Ia tetap aktif dan peduli dalam berbagai organisasi paguyuban masyarakat Aceh Jaya, ia dipercayakan sebagai Dewan Penasehat Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA), Wakil Ketua Ikatan Keluarga Aceh Jaya (Ikajaya), serta Pembina/Penasehat Ikatan Pemuda Pelajara dan Mahasiswa Aceh Jaya (Ipelmaja).
Sebagai bankir profesional, Amal Hasan juga suka berbagai pengetahuan dan pengalaman. Alumni Sekolah Staf dan Pimpinan Bank (Sespibank) LPPI Angkatan 61 ini aktif menjadi pemateri pada berbagai seminar, diantaranya: menjadi pemateri pada Festival Ilmiah Ekonomi Islam (FIEI) dengan tema Aceh Sebagai Role Model Implementasi Ekonomi Islam Secara Nasional yang digelar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (2016).
Kemudian seminar nasional Memahami Hakikat Mumalah dalam Sistem Perbankan Syariah (2017) yang digelar Kaukus Wartawan Pedulis Syariat Islam (KWPSI) bersama Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Ar Raniry di Banda Aceh. Ia juga menjadi pemateri pada seminar Masyarakat Kreatif dan Produktif Aceh Jaya Sejahtera yang digelar Ikatan Keluarga Aceh Jaya (Ikajaya) pada tahun 2018.
Sebagai bankir profesional, karir Amal Hasan dimulai pada tahun 1990 sebagai staf administrasi di PT Bank Aceh, kemudian dipromosikan menjadi kepala seksi, manejer lini, hingga menjadi kepala bagian. Sukses di empat jenjang awal karirnya itu, Amal Hasan pada tahun 2007 dipromosikan menjadi Pemimpin Kantor Cabang Bank Aceh Sisingamangaraja di Medan, Sumatera Utara. Ia merupakan pemimpin cabang pertama ekspansi operasional Bank Aceh di luar Provinsi Aceh.
Tahun 2010 Amal Hasan ditarik kembali ke Banda Aceh dan diserahi tugas sebagai Kepala Bidang Promosi dan Humas Kantor Pusat Bank Aceh. Dalam jabatan tersebut Amal Hasan juga dipercayakan sebagai Pemimpin Redaksi Seuramoe Bank Aceh, majalah internal Bank Aceh yang ikut mengawal proses konversi Bank Aceh, serta mempromosikan berbagai produk dan program serta kegiatan Bank Aceh.
Setelah sukses di posisi tersebut, Amal Hasan pada tahun 2016 dipromosikan lagi menjadi Pemimpin Divisi Corporate Secrtary Bank Aceh, tiga tahun kemudian (2019) dimutasi menjadi Pemimpin Divisi Perencanaan. Setahun memegang jabatan tersebut, Amal Hasan terpilih dan dipercayakan menjadi Direktur Dana dan Jasa Bank Aceh. Di semua jabatan yang diembannya itu Amal Hasan sukses dengan baik hingga tahun 2023.
Selama berkarir di Bank Aceh, atas pengabdiannya di bank kebanggan rakyat Aceh itu Amal Hasan juga pernah dianugerahi penghargaan Jubulium. Atas semua dedikasi dan perjalan karirnya sebagai bankir profesional yang telah banyak terlibat dalam pembangunan ekonomi daerah, sudah sangat tepat jika 50 tokoh dan deklarator Aceh Jaya kemudian memintanya untuk maju mencalonkan diri sebagai kandidat Bupati Aceh Jaya.[]