BANDA ACEH | ACEH INFO – Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala (Ikafensy) Amal Hasan, SE, M.Si mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam mengelola sampah. Sampah tidak boleh dipandang sebagai “musuh” tapi juga bisa dikelola menjadi sesuatu yang bernilai ekonomis.
Hal itu disampaikan Amal Hasan dalam sambutannya pada acara Aksi Peduli Lingkungan yang digelar Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Mahasiswa Ekonomi Pecinta Alam dan Lingkungan Hidup (METALIK) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK), Senin, 14 Agustus 2023 di bantaran sungai Lamnyong, Kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh.
“Selaku Ketua Umum PP Ikafensy, saya sangat mengapresasi aksi peduli lingkungan yang dilakukan hari ini. METALIK ini merupakan sebuah perkumpulan yang mengikat pikiran dan batin kita bersama, saya termasuk salah satu generasi pertama METALIK ketika dibentuk 37 tahun lalu, saya merasa bangga karena regenerasi di METALIK sampai hari ini berjalan dengan baik,” ungkap Amal Hasan.
Baca Juga: Ketua Umum Ikafensy Berharap IMTG Varsity Carnival Dapat Mengubah-Paradigma Berpikir Mahasiswa
Ketua Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Aceh ini berharap agar METALIK terus membuat perubahan dan terobosan dalam menjaga lingkungan, dengan melibatkan komunitas dan stakeholders yang lebih banyak, sehingga dampak bagi lingkungan dan masyarakat menjadi lebih nyata.
“Aksi hari ini memang skalanya kecil, tapi penuh manfaat, menjadi motivasi bagi kelompok lain dalam kegiatan yang sama, memberi dampak bagi keindahan dan kenyaman. Bayangkan jika bantaran sungai ini bersih dan dijadikan lokasi wisata, maka akan tumbuh ekonomi baru di sekitar ini,” tambah pria yang pernah menjabat sebagai salah satu Direktur Bank Aceh tersebut.
Selain itu, Amal Hasan yang juga Ketua Umum Pengprov Hapkido Aceh ini mengajak masyarakat untuk bijak dalam mengelola sampah dengan bijak sehingga bernilai ekonomis dan bernilai guna. Setiap hari barang-barang bekas dari tumpukan sampah yang dipulung masyarakat, terutama sampah berton-ton dikirim ke Medan, Sumatera Utara untuk diolah kembali menjadi biji plastik, sehingga sampah yang tadinya barang buangan kembali memiliki nilai ekonomis.
“Ini yang harus kita pikirkan bersama, bagaimana menjadikan sampah sebagai sahabat yang menghasilkan. Harapan kita di mana pun alumni FEB USK berada bisa membawa dampak yang baik bagi masyarakat. Mudah-mudahan acara kita hari ini menjadi amal ibadah,” pungkasnya.
Baca Juga: Almnuni FEB USK Harus Mampu Beri Solusi Bagi Persoalan Daerah
Pada kesempatan yang sama, Kepala Bidang Kebersihan Dinas Lingkungan Hidup, Kebersihan dan Keindahan Kota (DLHK3) Banda Aceh, Hermansyah mengungkapkan, produksi sampah di Kota Banda Aceh antara 240 ton hingga 300 ton per hari, dari jumlah itu 76,50 persen merupakan sampah rumah tangga.
“Sampah dari perbatasan, sampah singgahan, sampah yang terus mengalir. Kan gak mungkin sampah dari luar yang ditempatkan perbatasan gak kita ambil. Ini di Darussalam saja bisa sampai 2 ton per hari,” jelas Hermansyah.
Hermansyah berharap agar masyarakat bisa memilah sampah, sehingga yang masih ada nilai ekonomisnya bisa dijual kembali atau didaur ulang menjadi barang yang bermanfaat, seperti kerajinan tangan dan kompos.[]
Baca Juga: Perlu Ada Lompatan Untuk Penguatan Ekonomi Barsela