26.8 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

Aceh Hari Ini : 2 Januari 1949 LN Palar Meminta Data Aceh Daerah Modal

Pada 2 Januari 1949, wakil Indonesia di luar negeri Lambertus Nicodemus Palar  meminta kepada Gubernur Sumatera Utara MR SM Amin data-data mengenai Pemerintahan Aceh sebagai Daerah Modal untuk bahan perjuangan diplomasi kemerdekaan.

Hal itu dilakukan LN Palar karena hubungan diplomat Indonesia di luar negeri dengan pejabat pemerintahan pusat di dalam negeri putus total setelah agresi militer kedua Belanda. Yogyakarta sebagai ibu kota Republik Indonesia yang sudah dikuasai Belanda, menimbulkan kesulitan-kesulitan bagi wakil-wakil Indonesia dalam perjuangan diplomasi.

Sebagai pengganti Pemerintahan Pusat di Yogjakarta, Pemerintah Keresidenan Aceh mensuplai data-data dan mengirim dana perjuangan untuk para wakil Indonesia di luar negeri. Bahkan, para saudagar Aceh ikut diutus  untuk terlibat langsung menyokong para wakil Indonesia di luar negeri.

Para saudagar Aceh tersebut tiba di India pada 7 Desember 1948. Kedatangan mereka ke India untuk membantu para diplomat Indonesia yang akan mengikuti konfrensi Asia di India yang salah satu agendanya adalah membahas tentang isu-isu kemerdekaan Indonesia.

Baca Juga: 1 Januari 1949 Aceh Dileburkan ke Provinsi Sumatera Utara

Para saudagar Aceh berangkat ke India dengan pesawar Seulawah RI 001 sumbangan rakyat Aceh untuk Republik Indonesia. Pesawat ini pula yang bolak-balik dari India ke Aceh untuk mengambil dokumen dan dana perjuangan dari rakyat Aceh untuk kebutuhan diplomasi.

Tiga orang saudagar Aceh yang ke India itu adalah M Joened JS, Said Muhammad dan Wahi. Dalam surat mereka yang dikirim dari India ke Residen Aceh dijelaskan bahwa, perhatian bangsa Asia dalam konferensi Asia di India sangat besar.

Siaran radio Rimba Raya dari pedalaman Aceh dengan empat bahasa, Indonesia, Arab, Inggris dan India diterima dan didengar dengan baik di India, ikut mempengaruhi persepsi masyarakat internasional terhadap perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia.

Dalam suratnya, para Saudagar Aceh di India juga menyerukan kepada rakyat Aceh supaya meneruskan perjuangan mempertahankan kemerdekaan, dengan tekat yang satu dan bulat, hancurkan musuh yang menjajah Indonesia.

Pada 20 Januari 1949, Konferensi Asia yang digelar di India membicarakan masalah Indonesia. Dari Aceh melalui siaran Radio Rimba Raya terus dikirim informasi-informasi dan bahan untuk wakil Indonesia dalam konferensi Asia tersebut.

Wakil-wakil Indonesia di luar negeri memperoleh bahan yang dikirim lewat Banda Aceh, baik oleh  Ketua Pemerintahan Darurat Repubik Indonesia (PDRI) MR Sjafruddin Prawiranegara, maupun oleh Panglima Sumatera Kolonel Hidajat yang berkedudukan di Banda Aceh.

Lebih jelas tentang hubungan Residen Aceh dengan Pemerintah PDRI dan diplomat Indonesia di luar negeri saat perjuangan diplomasi kemerdekaan Indonesia, bisa dibaca dalam buku Teuku Alibasyah Talsya, Sekali Republiken Tetap Republiken.[]

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS