Oleh: Tuanku Warul Waliddin*
Tepat satu pekan ke depan Aceh akan menggelar even olah raga terakbar di negeri ini, Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI Aceh – Sumut. Olimpiade kelas nasional ini akan tersaji di beberapa Kota di Aceh dan Sumatera Utara (Sumut). Ini kali pertama Aceh mendapatkan kesempatan menggelar even terakbar ini pasca Kemerdekaan Republik Indonesia.
Berbagai persiapan telah dilakukan Pemerintah Aceh yang didukung penuh Pemerintah Pusat. Venue-venue yang ada di-upgrade berstandar nasional dan beberapa menyentuh level international. Seperti di Banda Aceh, dua stadion yaitu H Dimurthala di-upgrade hingga menyentuh standar FIFA, demikian juga stadion Harapan Bangsa yang lama tidak tersentuh renovasi besar kini menjadi Stadion Standar Olimpiade yang siap menggelar opening ceremony PON XXI ini.
Di Kabupaten Pidie ada Stadion Blang Paseh yang menjadi venue cabang sepak bola untuk Group C dan D. Demikian juga di dataran tinggi Gayo, venue pacuan kuda di Takengon akan menyajikan tiga cabang olahraga yakni pacuan kuda, triathlon, dan bridge. Dan ada beberapa cabor yang dilakukan di kabupaten/kota lainnya.
Beranjak dari persiapan yang menurut Menteri PUPR Basuki nyaris 100% di pekan terakhir jelang pembukaan ini menunjukkan bagaimana seriusnya panitia menyiapkan segala kebutuhan even ini dengan harapan dapat berlangsung sukses nantinya. Bahkan beberapa pertandingan seperti sepak bola sudah dilangsungkan di beberapa venue yang tersedia.
Peluang Ekonomi dan Keberlanjutan Pasca PON
Di balik even meriah ini tentunya ada output penting yang harus bisa memberikan dampak positif bagi geliat perekonomian di tengah masyarakat. Sektor perdagangan dan jasa menjadi yang paling berdampak selama even ini digelar. Kamar hotel dan penginapan yang membludak tingkat hunian menjadi salah satu yang paling banyak menerima manfaat malah jauh-jauh hari sebelum even ini dimulai.
Sektor jasa transportasi yang tak kalah sesaknya menerima orderan, sektor usaha warung kopi, cafe, catering dan rumah makan yang over order, dan ada banyak lagi keuntungan ekonomi yang di peroleh usaha masyarakat di Aceh. Tentunya dengan pengelolaan yang profesional sejatinya usaha-usaha bisnis masyarakat dapat terus berkembang dengan memanfaatkan momentum PON.
Efek keberlanjutan pasca PON adalah harapan yang harusnya bisa di sasar oleh para pihak. Dimulai dari masyarakat di tataran grass root alias akar rumput hingga ke tingkat pemerintahan tertinggi di Aceh. Peluang menjaga ritme suasana pasca PON di Aceh harus bisa di ciptakan oleh para pihak di Aceh. Implementasi strategi pentingnya adalah saat ini, dimana pelayanan yang nyaman, ramah dan informatif terhadap para tamu PONÂ akan menjadi memori kolektif bagi para tamu untuk dapat diceritakan kepada keluarga dan masyarakat di tempatnya masing-masing agar jangan ragu-ragu untuk berwisata ke Aceh.
Kata aman dan nyaman diberbagai spot wisata dengan fasilitas area publik yang tersedia dengan jangkauan yang luas harusnya bisa menjadi alasan kenapa harus berwisata ke Aceh. Diharapkan sinergisitas masyarakat dan pemerintah untuk menumbuhkan iklim pariwisata di Aceh harus terus dikembangkan pasca PON.
Jangan sampai PON berlalu namun vibe-nya juga hilang seperti tidak pernah ada even besar yang pernah terjadi di Aceh. Antusiasme warga dalam menyambut PON XXI harus terus dipelihara. Keuntungan dan Manfaat yang didapat bukan hanya bagi penyelenggara saja, namun setiap elemen masyarakat harusnya bisa merasakan manfaat dari penyelenggaraan PON pasca penutupan nantinya.[]
*Mahasiswa Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala.