Hingga kini belum ada obat untuk menyembuhkan penyakit polio. Tapi polio bisa dicegah dengan imunisasi. Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Aceh melakukan gerak untuk vaksinasi massal.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Aceh, dr Hanif mengatakan. Ia menjelaskan polio dapat menyebabkan kelumpuhan permanen pada salah satu kaki penderitanya, tapi itu dapat dicegah dengan imunisasi, karena itu imunisasi polio itu sangat penting untuk langkah pencegahan.
Menurut Hanif, selain imunisasi, sanitasi lingkungan yang baik termasuk salah satu upaya yang tepat untuk mencegah penularan polio. Untuk itu, kualitas sanitasi lingkungan juga perlu diperbaiki sebagai bagian dari upaya mencegah polio.
“Berdasarkan petunjuk Kementerian Kesehatan, lanjut Hanif, akan dilakukan imunisasi polio pada 28 November 2022 di seluruh Kabupaten Pidie sebagai tempat munculnya empat kasus polio dalam bulan ini. Kita harapkan bisa selesai satu hari. Kalau tidak, akan dilanjutkan pada hari-hari berikutnya. Tahap berikutnya akan dilaksanakan imunisasi massal polio di seluruh Aceh pada 5 Desember 2022, kecuali Kabupaten Pidie. Kemudian, imunisasi polio tahap II akan dilaksanakan pada 5 Januari 2023 di seluruh Aceh,” jelas Hanif.
Hanif berharap seluruh orang tua di Aceh hendaknya mendukung program imunisasi ini untuk anak- anaknya di bawah usia 15 tahun. Imunisasi untuk anak usia sekolah, dilakukan di sekolah masing-masing atau bisa juga di Posyandu dan Puskesmas.
“Imunisasi polio tahap I dan II ini dilakukan melalui tetes vaksin by oral (ke mulut) dan tidak melalui injeksi (suntik). Jadi, anak- anak kita tidak perlu takut. Kita pilih metode imunisasi yang paling mudah, cepat, dan aman,” ungkapnya.
Karena itu Hanif mengharap adanya dukungan dari Forkopimda, ulama, tokoh-tokoh masyarakat, jajaran dinas kesehatan, dinas pendidikan, dewan guru, juga insan pers untuk menyukseskan kedua tahap imunisasi massal polio tersebut.
“Cakupan keberhasilan imunisasi ini kita targetkan 95 persen. Jika tak tercapai, akan kita ulang atau optimalkan lagi. Kami Ia optimis target tersebut akan tercapai dengan dukungan berbagai pihak,” tegasnya.
Sebagaimana diketahui seorang anak penderita polio ditemukan di Kabupaten Pidie.
Anak yang pertama terinfeksi polio itu kemudian dibawa ke Banda Aceh untuk perawatan. Sedangkan tiga anak lainnya yang juga terinfeksi masih berada di desa asalnya, sebuah desa dalam Kecamatan Mane Pidie.
Hanif mengimbau agar pasien dengan keluhan lumpuh kaki sebaiknya jangan ditangani di puskesmas, tapi rujuklah secepatnya ke rumah sakit. Ia menyebutkan ciri-ciri atau gejala polio. antara lain, demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher, dan nyeri di tungkai.
“Kami mengimbau masyarakat agar segera melaporkan kasus lumpuh layu mendadak, terutama pada anak usia 0-15 tahun kepada petugas kesehatan. Makin cepat ditangani akan lebih baik,” imbaunya.[adv]