Penderita penyakit diabetes mellitus harus menjaga pola makanan. Makanan dengan indeks glikemik rendah sangat disarankan untuk dikonsumsi untuk menilai respon gula darah tubuh terhadap makanan yang mengandung karbohidrat.
Indeks glikemik merupakan sistem penomoran terkait kandungan karbohidrat dalam makanan berdasarkan seberapa cepat makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Jumlah dan jenis karbohidrat menentukan bagaimana makanan mempengaruhi kadar gula darah. Mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik rendah telah terbukti mengurangi kadar gula darah jangka panjang pada penderita diabetes tipe 1 dan tipe 2.
Hal itu disampaikan Kepala Seski Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM dan Keswa) Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Siti Dara. Ia merincikan makanan dengan indeks glikemik rendah diantaranya seperti: makanan laut, daging, telur, gandum, barley, kacang-kacangan, lentil, kacang-kacangan, ubi jalar, jagung, ubi jalar, sebagian besar buah-buahan dan sayuran non-tepung.
“Makanan dengan indeks glikemik rendah cenderung melepaskan glukosa secara perlahan, sehingga baik untuk mengontrol kadar gula darah bagi penderita diabetes. Makanan dengan indeks glikemik rendah ini banyak jenisnya dan mudah ditemukan,” jelasnya.
Siti Dara menyarankan agar penderita diabetes setiap 3 jam mengonsumsi jenis-jenis makanan yang bervariasi. Jika makanannya dikombinasikan harus memiliki Indek Glikemik (IG) kurang dari 55. Sedangkan untuk Glikemik Load (GL) atau beban glikemik untuk semua makanan yang dikonsumsi dalam sehari (24 jam) seyogyanya tidak melebihi angka 100.
Siti Dara menambahkan, Joyce Hendle dalam bukunya The EatingWell Diabetes Cookbook menyebutkan ada empat prinsip yang perlu dipahami untuk menyederhanakan pola makan rendah glikemik.
Pertama, makan potongan besar. Makanan dengan potongan besar membutuhkan waktu lebih lama untuk dilumatkan dan diserap tubuh. Makanan ini bergerak perlahan menuju pencernaan. Semakin utuh makanan dan sedikitnya makanan diolah, semakin rendah indeks glikemiknya. “Pilih makanan yang utuh ketimbang makanan yang sudah dihaluskan. Sebagai contoh, dari pada minum jus buah, lebih baik makan buah utuh,” sarannya.
Kedua, makanan kaya serat. Makanan kaya serat seperti kacang-kacangan, buah kering, sereal kaya serat, pasta, dan roti memiliki indeks glikemik rendah. Penderita diabetes bisa menambahkan porsi dari jenis makanan kaya serat dalam pola makan harian.
Ketiga, konsumsi lemak sehat untuk memperlambat proses pencernaan. Kandungan lemak sehat bisa menurunkan kadar glikemik pada makanan, selain juga bisa membuat cepat kenyang. Pilih lemak sehat seperti yang terdapat dalam minyak sayur atau kacang-kacangan.
Keempat, menjaga keseimbangan dengan protein. Jika makanan banyak mengandung protein, perut akan kosong secara perlahan. Jadi, pastikan selalu ada tambahan protein pada makanan utama, demikian juga juga makanan selingan. Cara paling sederhana, oleskan selai kacang pada roti. Cara ini bisa menurunkan kadar indeks glikemik.
“Selain empat hal tadi, kontrol stres juga sangat penting dalam mengaruhi kadar gula darah penderita diabetes. Hormon seperti glukagon dan kortisol disekresi selama stres. Hormon-hormon ini menyebabkan kadar gula darah naik. Satu studi menunjukkan bahwa olahraga, relaksasi dan meditasi secara signifikan mengurangi stres dan menurunkan kadar gula darah,” tambah Siti Dara.
Yang tak kalah pentingnya menurut Siti Dara adalah memonitor kadar gula darah secara rutin. Mengukur dan memantau kadar glukosa darah dapat membantu penderita diabetes mengendalikan penyakitnya. Misalnya, melacak membantu mereka menentukan apakah perlu melakukan penyesuaian dalam makanan atau obat-obatan.
“Ini juga akan membantu para penderita diabetes mengetahui bagaimana tubuh bereaksi terhadap makanan tertentu. Selain itu penderita diabetes juga harus menjaga pola tidur. Tidur sangat diperlukan untuk kesehatan yang baik,”ungkapnya.
Kebiasaan tidur yang buruk dan kurang istirahat, kata Siti Dara juga memengaruhi kadar gula darah dan sensitivitas insulin. Kondisi tersebut dapat meningkatkan nafsu makan dan meningkatkan berat badan. Kurang tidur mengurangi pelepasan hormon pertumbuhan dan meningkatkan kadar kortisol.
“Kedua hal ini, kurang tidur dan kurang istirahat memainkan peran penting dalam kontrol gula darah. Selain itu, tidur yang baik adalah soal kuantitas dan kualitas. Yang terbaik adalah mendapatkan jumlah tidur berkualitas tinggi yang cukup setiap malam,” imbaunya.[adv]