Perkembangan psikososial pada anak didasarkan pada tingkatan dan perubahan kapasitas kognitif, proses belajar, dan kemampuan membangun relasi, orang tua perlu mengawalnya dengan baik.
Kepala Seski Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa (Kasi PTM dan Keswa) Dinas Kesehatan Provinsi Aceh, dr Siti Dara menjelaskan, perkembangan psikososial didasarkan pada tingkatan dan perubahan kapasitas kognitif, proses belajar, dan kemampuan membangun relasi.
Pada usia anak 0 hingga 18 tahun terdapat 5 lima fase psikososial yang umumnya dilewati, yaitu: kepercayaan vs kecurigaan dasar, otonomi vs rasa malu dan keraguan, inisiatif vs rasa bersalah, kecakapan/ketekunan vs rasa rendah diri, dan identitas vs kekacauan peran.
“Perkembangan masa bayi merupakan masa terjadinya pertumbuhan danperkembangan yang signifikan. Beragam aspek yang senantiasa bekerja setiap waktunya baik dari segi fisik, motorik, bahkan sosial. Kondisi jiwa sejak diniturut mewarnai pertumbuhan dan perkembangan bayi,” jelasnya.
Perkembangan psikososial pada usia tiga tahun awal sangat ditunjang oleh pola asuh orang tua. Pola asuh yang diterapkan perlu adanya kecermatan dengan menggunakan pola asuh yang positif, sehingga anak tumbuh menjadi pribadi yang sukses pada masa depan.
Siti Dara menambahkan, pola asuh yang positif khususnya pada usia 0 hingga 3 tahun perlu digalakkan. Orang tua atau pengasuh bisa melakukan hal-hal seperti: Membacakan cerita atau dongeng, mengajarkan nama anggota tubuh, bermain dengan anak, mengembangkan kemampuan berbicara dan menggunakan bahasa yang sopan, berdoa, menyapa orang yang ditemui, serta ,engucapkan kata terimakasih dan beberapa kalimat positif lainnya.
Dalam mengawal perkembangan psikososial anak orang tua atau pengasuh juga bisa menyediakan waktu bersama untuk membacakan cerita anak, berdoa, mendorong anak bermain peran, mengajak anak bermain berkelompok untuk bersosialisasi, mengenalkan anak dengan lingkungan sekitar dan jalan jalan mengenal alam, serta hal-hal positif lainnya.
“Dalam mengawal perkembangan psikososial anak ini sangat penting mengajak dan mengajarkan si anak berinteraksi dengan lingkungan untuk meningkatkan dan menumbuhkan pengalaman interaksi sosialnya sejak dini,” tambahnya.
Sepanjang hidupnya manusia akan melewati beberapa tahap perkembangan yang spesifik, dan setiap tahapan memiliki rentang masa untuk mengoptimalkan fungsi tertentu. Satu tahap perkembangan dipengaruhi oleh bagaimana tahap sebelumnya dilewati dan akan mempengaruhi tahap selanjutnya. Jika suatu tahapan terlewati secara optimal, maka akan mendukung tahap perkembangan berikutnya. Namun jika suatu tahapan gagal dioptimalkan oleh anak, terdapat risiko munculnya kondisi ‘krisis’ yang mempengaruhi perkembangan psikososialnya secara umum.
“Masa 3 tahun pertama paling menentukan perkembangan seorang anak dalam menghadapi kehidupannya selanjutnya. Seorang anak akan mulai mengatasi, mengenal serta memberikan respon pada sekitarnya sebagai interaksi dengan sekitarnya,” tambahnya.
Selain itu Siti Dara menjelaskan, perkembangan psikososial adalah perkembangan yang berkaitan dengan emosi, motivasi dan perkembangan pribadi manusia serta perubahan dalam bagaimana individu berhubungan denganorang lain. Perkembangan psikososial merupakan kepribadian yang saling berkaitan dengan hubungan sosial. Kepribadian yang terbentuk pada masa anak-anak ibarat kertas putih dimana tergantung coretan (pengalaman) apa yang mewarnainya.
“Suatu keniscayaan bahwa pembelajaran sang anak bergantung pada lingkungan sekitarnya. Usai masa kelahiran akan terjadi suatu pembelajaran, hal ini terjadi disebabkan kegiatan elektrik neutron dikala sinapsis (koneksi). Usia 3 tahun adalah usia emas dimana kemampuan segi kognitif anak begitu luar biasa bahkan mengalahkan usia dewasa, jadi perkembangan psikososial anak perlu diawasi dan diasah dengan pola asuh yang baik,” pungkasnya.[]