BANDA ACEH | ACEH INFO – Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk. Faisal Ali memberikan penjelasan terkait legalitas ganja untuk kepentingan medis.
Menurut Tgk Faisal Ali, MPU Aceh sudah pernah mengeluarkan fatwa sejak 1993, bahwa penggunaan ganja untuk kepentingan medis dan penelitian dibolehkan.
Meskipun begitu, ulama tetap mengingatkan perlunya kajian yang mendalam dan analisis sehingga tidak terjadi kontroversi.
“Rencana pembuatan qanun legalitas ganja perlu analisis yang cukup kuat dan kajian, jangan sampai terjadi kontroversi, fatwa ulama sudah ada sejak tahun 1993,” kata Tgk Faisal Ali atau akrab disapa Abu Faisal saat dihubungi acehinfo.id, Jumat, 26 Agustus 2022.
Lem Faisal menambahkan, dalam ilmu fiqih, penggunaan ganja dibenarkan untuk kepentingan medis, lagi pula ganja bukan najis muallazah (najis tingkat berat).
“Dalam agama ganja dibolehkan untuk keperluan medis, perlu dikaji lebih dalam agar penggunaannya tepat sasaran dan tidak menimbulkan masalah di kemudian hari,” kata Abu Faisal.
Sebelumnya diberitakan, DPR Aceh berencana membuat qanun yang mengatur legalisasi ganja medis.
Wacana membuat qanun itu berdasarkan pada Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 16 Tahun 2022.
Permenkes tersebut menjelaskan tentang Tata Cara Penyelenggaraan Produksi dan/atau Penggunaan Narkotika untuk Kepentingan Pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
“Baru-baru ini ada keluar PMK Nomor 16 Tahun 2022. Ini dasar bahwa kita akan mengkaji terhadap substansi keluarnya PMK, berbicara salah satunya tentang legalisasi ganja untuk medis,” kata Ketua Komisi V DPR Aceh M Rizal Falevi Kirani kepada wartawan, Kamis, 25 Agustus 2022.
Menurut Fahlevi, ganja itu dapat digunakan untuk kepentingan medis, bisa menyembuhkan pasien yang menderita berbagai penyakit. Ganja Aceh salah satu yang memiliki kualitas terbaik sehingga peluang itu harus dimanfaatkan pemerintah secara legal.[]
EDITOR: BOY NASHRUDDIN AGUS
