28.3 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

17 Tahun Damai Aceh dan Masih Banyak Masalah, Generasi Muda Harus Berjuang

BANDA ACEH | ACEHINFO – Aceh akan peringati hari perdamaian secara serentak pada Minggu, (15/8/2022). Setiap kabupaten di Provinsi Aceh ragam kegiatan dilakukan mengenang hari yang sangat bersejarah itu.

Ada yang menggelar baca surat Yasin dan doa bersama, seminar dan kegiatan lain, tujuan utamanya untuk memperkuat cita-cita dan tekad menjaga perdamaian.

Hasil kesepakatan damai yang tertuang dalam MoU Helsinki yang ditandatangani antara Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan Pemerintah Indonesia 17 tahun yang lalu harus dijalankan.

Namun kenyataannya hasil kesepakatan itu belum terwujud sesuai harapan korban konflik di Aceh.

“MoU itu harus diimplementasikan, itu amanah negara. Ketika kita memberikan kritikan terhadap pelaksanaan MoU bukan kita melawan negara, tapi amanah perdamaian itu harus dilaksanakan,” kata Guru Besar Universitas Islam (UIN) Ar-Raniry Prof. DR Gunawan Adnan.

Menurutnya, hasil kesepakatan damai 17 tahun lalu itu harus diperjuangkan, karena ada hak korban konflik, hak mantap kombatan GAM dan masyarakat Aceh yang belum terealisasi sesuai hasil MoU.

“Kalau semuanya berjalan dengan baik, terealisasi semuanya, tentu perdamaian tetap terjaga,” tambah Prof Gunawan.

Generasi muda salah satu ujung tombak menjaga perdamaian Aceh di masa depan.

Pemuda memiliki pengaruh yang cukup kuat untuk menciptakan perdamaian di Aceh.

Pemuda selalu punya pikiran kreatif dan inovasi terbaru, dianggap memiliki peluang besar ikut mempertahankan keberlangsungan perdamaian di Aceh.

Menurut Prof Gunawan, pemuda harus sadar, membentuk forum-forum membangkit para pemuda Aceh agar ikut berkiprah dalam menciptakan perdamian di Aceh.

“Generasi muda harus mengambil peran memberikan kontribusi agar perdamaian ini berlanjut dan hasil perdamaian yang tertuang dalam MoU bisa terealisasi dengan baik,” kata Prof Gunawan.

Dalam setiap forum para korban konflik kerap kali menyampaikan kritikan hasil perjanjian damai. Mereka mempersoalkan masalah hak ekonomi dan pendidikan.

Menurut Muhammad Joni, Pembina Jaringan Anak Syuhada (JASA), hasil perundingan MoU Helsinki jauh dari harapan putra-putri Aceh, ada yang masih banyak belum terealisasi.

Dia menjelaskan Aceh dengan para pihak yang terlibat dalam perdamaian Aceh harus bertemu kembali membicarakan penyelesaian implementasi MoU Helsinki.

“Maka dengan lahirnya perdamaian antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka, membuka peluang baru dan harapan baru bagi generasi muda dan rakyat Aceh. Tapi sudah 17 tahun damai Aceh, butir-butir perjanjian itu sampai hari ini masih jauh dari harapan kita rakyat Aceh. Maka dalam momentum 77 tahun Indonesia merdeka ini kami banyak harapan, agar MoU harus terealisasi semuanya,” kata pria yang akrab disapa Joni.

Menurutnya, apabila hasil perundingan MoU hasil Kalau itu tidak terealisasi, dikhawatirkan para anak-anak korban bangkit berkonflik melawan kembali pemerintah.

“Tentu kita berharap tidak ada konflik di Aceh, bila semua pihak patuh terhadap hasil perdamaian ini,” kata Joni.

Joni berharap generasi muda dan semua pihak terus mendorong upaya penyelesaian hasil perdamaian sesuai yang telah disepakati antara GAM dengan Pemerintah Indonesia, demi melestarikan dan menjaga perdamaian tetap berlangsung.

EDITOR: M. AGAM KHALILULLAH

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS