Dari beragam kuliner khas untuk berbuka puasa di Aceh, ie bu peudah merupakan salah satu yang paling melegenda. Bubur penuh rempah ini sudah ada sejak masa Kesultanan Aceh, diwariskan secara turun temuruh hingga sekarang.
Bubur dengan rasa pedas ini hanya ada di bulan Ramadan, dimasak di meunasag untuk kemudian dibagikan kepada warga, seperti masyarakat Gampong Bueng Bak Jok, Kecamatan Kuta Baro, Kabupaten Aceh Besar salah satunya, mereka masih mempertahankan tradisi memasak ibu peudah warisan leluhur tersebut.
Baca Juga: Berbuka Puasa dengan Macam Jing Asam Keueng Versi Gayo
Rasa pedas bercampur aroma rempah sangat kentara dalam bubur ini, karena ie bu peudah dimasak dengan 44 jenis rempah-rempah dan dedaunan. Beberapa bahan yang umum dipakai antara lain: kunyit, lada, lengkuas, jahe, ketumbar, bawang putih, daun sineukuet, daun tahe, daun capa, daun peugaga, daun pepaya, daun sop, daun jeruk perut, daun melinjo, dan lainnya.
Bahan-bahan tersebut ditumbuk hingga halus menggunakan jeungki, kemudian, rempah dan dedaunan yang telah halus dicampur beras serta kelapa parut. Cita rasa lada dan jahe membuat bubur sedikit terasa pedas. Maka, takjil tradisional itu disebut dengan ie bu peudah.
Baca Juga:Nikmatnya Berbuka Puasa dengan Eungkot Paya
Keuchik Bueng Bak Jok, Hafidh Maksum menceritakan, proses memasak ie bu peudah dilakukan 5 hingga 6 pemuda gampong setiap hari secara bergiliran, sesuai jadwal yang dibuat ketua pemuda. “Kegiatan seperti ini untuk memeriahkan bulan suci Ramadan dan membangun kekompakan pemuda dan masyarakay,” jelas Maksum.
Selain itu kata Maksum, proses memasak ie bu peudah dilakukan di menasah gampong, proses memasaknya butuh waktu dari 3 hingga 4 jam, biasa dimulai setelah salat zuhur dan selesai salat ashar akan dibagikan kepada masyarakat. “Warga datang sendiri membawa wadah untuk mengambil ie bu peudah sebagai bekal untuk berbuka puasa,” lanjut Maksum.
Baca Juga: Nikmatnya Menyedot Siput Kuah Cu
Menurut Maksum juga mengungkapkan mengosumsi ie bu peudah ini sangat banyak khasiat bagi kesehatan, seperti melancarkan pencernaan, peredaran darah, menjaga jantung, lambung serta untuk memperkuat daya tahan tubuh. “Di gampong ini ada satu sawah yang memang diwakafkan oleh warga (hasilnya) untuk membuat ie bu peudah setiap bulan suci Ramadan.[]