Sesuai namanya macam jing bermakna asam pedas, mirip dengan kuah asam keueng, bedanya hanya pada tampilan dan beberapa bahan olahan saja. Kuliner khas dataran tinggi Gayo ini sangat menggugah selera, apa lagi jika dihidangkan untuk menu berbuka puasa.
Kuliner macam jing menggunakan ikan tawar, biasanya ikan nila ukuran besar, sebesar telapak tangan orang dewasa. Di warung-warung atau rumah makan di dataran tinggi gayo biasanya dihidangkan panas-panas dalam piring yang terbuat dari tanah. Aroma dari masakan ini sangat menggugah selera.
Baca Juga: Nikmatnya Berbuka Puasa dengan Eungkot Paya
Kuah yang kental, agak asam dan pedas, menambah nafsu makan, apa lagi ditambah dengan aroma daun gegarang yang serupa dengan dauh mint di dalamnya. Beda macam jing di dataran tinggi Gayo dengan asam keueng di pesisir Aceh hanya pada warna dan kekentalannya saja.
Kuah macam jing lebih kental, bahan yang digunakan juga lebih banyak, sementara asam keueng kuahnya ebih cair dan kekuningan. Perbedaan lainnya antara macam jing dengan asam keueng dari bahan dan cara pengolahannya.
Kuah macam jing mengguanakan andaliman dan bunga kincung, ditambah dengan sambal terong Belanda yang segar, menghasilkan macam jing dengan rasa yang memang khas dataran tinggi Gayo. Sementara kuah asam keueng di pesisir Aceh menggunakan belimbing wuluh, kunyit, daun jeruk, serta beberapa jenis rempah.[]
Baca Juga: Nikmatnya Menyedot Siput Kuah Cu