Berbuka puasa dengan kuah cu punya kenikmatan sendiri. Siput-siput hitam dengan isi yang kenyal dan nikmat kala disedot. Sebuah kuliner warisan Endatu yang kini mulai ramai dijual kembali untuk menu berbuka puasa.
Kuah cu sejatinya sama saja dengan kuah pliek. Bedanya kuah pliek dengan kuah cu hanya pada siput sungai yang bentuknya panjang dan runcing yang disebut sebagai “cu”. Makanya disebut kuah cu atau kuah pliek cu.
Untuk menikmati sedapnya daging cu, Anda harus menyedot siput cu yang ujung sudah dipotong. Kenikmatan kuahnya akan bertambah dengan beragam rempah dan sayur yang dicampur dengan patarana (pliek).
Kuah cu dimasak dari berbagai bahan, mulai dari cu atau siput sungai yang ujungnya sudah dipotong agar isinya mudah disedot saat dimakan, santan kental dan santan cair, daun jeruk purut yang dicincang, batang serai yang diiris, buah dan daun melinjo, nangka muda yang sudah dipotong kecil-kecil, daun kari, kecombrang (reubong kala), serta jantung pisang. Bisa juga ditambah udang sesuai selera.
Semua bahan tadi dimasak bersama bumbu yang sudah dihaluskan, diantaranya: bawang merah, bawang putih, cabai bubuk, ketumbar halus, adas manis (jeura maneh), kunyit, asam sunti giling, dan tentunya tambahkan bahan utama patarana (pliek u) sebagai penguat rasa.
Pliek u di beberapa daerah juga disebut sebagai patarana. Ini merupakan bahan makanan khas Aceh yang berasal dari fermentasi kelapa yang dikeringkang, berwarna coklat dan beraroma khas. Ini bahan utama kuah pliek u dan kucah cu yang dimasak bersama beberapa jenis sayur.
Cara Memasak
Pertama, rebus santan cair dengan daun jeruk purut yang sudah dicincang atau diiris halus, masukan juga serai yang sudah diiris kecil-kecil, tambahkan bubu halus seperti pada daftar yang saya sebutkan tadi, rebus hingga mendidih, kemudian masukkan pliek yang sudah disaring dan sekalian juga masukkan kerang cu yang sudah dipotong ujung runcingnya.
Setelah itu, masukkan biji melinjo, nangka muda yang sudah dipotong-potong, papaya muda yang sudah dipotong-potong, tangkai/bunga rebung kala (kecombrang) yang sudah diiris halus, serta masukkan juga udang dan jantung pisang yang sudah dipotong kecil-kecil.
Setelah itu tuangkan santan kental sabil terus diaduk supaya santan tidak “pecah”. Jika sayur itu sudah agak matang, baru masukkan daun melinjo, daun kari dan kacang panjang yang sudah dipotong-potong, didihkan kembali sambil terus mengaduk dan mengontrol rasanya degan menambah garam sesuai selera. Kalau sudah matang, maka kuah cu siap disajikan untuk berbuka puasa.[]