26.3 C
Banda Aceh
spot_img

TERKINI

820 Tahun Kota Banda Aceh Apakah Sesuai Cita-Cita Pendirinya?

Oleh: H.Tuanku Warul Waliddin, SE,Ak

22 April 2025 Nanti kita warga Banda Aceh memperingati milad 820 tahun. Ada banyak renungan yang perlu kita refleksikan. Sewajarnya ada napak tilas dari titik nol lahirnya Banda Aceh hingga ke posisi sekarang. Mewujudkan visi dan misi pendiri kota ini belum tercermin dalam arah pembangunan berkelanjutan hingga kini.

Berganti pemimpin berganti pula arah pembangunan. Dua periode terakhir ini kita identik dengan kota gemilang dalam bingkai syariah, saat ini berganti lagi menjadi kota Kopaborasi. Saban periode hal ini berulang seperti Dejavu.

Di Mana Filosofi Pendirinya?

Kota Jakarta dengan Bapak Pendirinya Raden Fatahillah dapat kita nikmati berbagai informasi dan kisah perjalanannya sejak dari penaklukkan Portugis hingga mampu mengusirnya dari Sunda kelapa. Fatahillah adalah panglima perang Kerajaan Demak-Cirebon. Fatahillah menyerang Sunda Kelapa yang merupakan pelabuhan pusat perniagaan Portugis. Fatahillah berhasil mengalahkan pasukan Portugis pada 22 Juni 1527 hingga ditetapkan sebagai hari lahirnya Kota Jakarta.

Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa menjadi Jayakarta yang berarti “kota kemenangan”. Jayakarta berkembang menjadi pusat kerajaan Islam yang kuat di bawah kepemimpinan Fatahillah. Sosok Fatahillah juga dikenal sebagai laksamana Cirebon, Tubagus Pase, atau Pangeran Jayakarta I. Fatahillah berasal dari Pasai, Aceh Utara.

Fatahillah meninggalkan Pasai ketika daerah tersebut dikuasai Portugis. Fatahillah singgah di Kesultanan Cirebon untuk menggabungkan kekuatannya sebelum menyerang Sunda Kelapa. Begitulah Informasi yang bisa kita dapatkan bagi siapa saja yang berkunjung ke jakarta dan ingin mengetahui sejarahnya bisa mengunjungi Museum Fatahillah.

Banda Aceh yang didirikan oleh Sultan Johansyah pada 22 April 1205, menjadikan Banda Aceh menjadi salah satu kota Islam Tertua di Asia Tenggara. Namun tak satupun wali kota di Banda Aceh sejak Indonesia lahir yang menggagas Museum Pendirinya yaitu Museum Sultan Johansyah sebagai bapak pendiri Kota Banda Aceh.

Bila ke Istanbul Kita melihat Bagaimana Pendiri Negara Republik Turkiye mengenang Bapak Pendirinya yang disebut Attaturk (Bapaknya Orang Turki) dengan membuat Museum Mustafa Kamal Attaturk, di Jalan Halaskargazi Istanbul, yang dulunya digunakan sebagai rumah Presiden Republik Turki pertama. sehingga generasi penerusnya yang hampir 100 tahun masih bangga dengan bapak Pendirinya. Bagaimana dengan Banda Aceh?.

IPM Rakyat Tinggi Harus Dibarengi Pemimpinnya

Penting kita mengetahui dan mengambil spirit dari sosok pendiri sebuah negeri atau kota. Arah dan tujuan dari sosok pendiri memiliki filosofi, pemikiran dan tentunya spirit perjuangan. Dengan kita memahami bagaimana perjuangan dan pemikiran pendirinya maka arah pembangunan dari pemimpin yang mengelola kota tersebut akan suistanable dengan apa yang pernah dicita-citakan foundernya.

Banda Aceh hari ini kehilangan citra dan cita-cita. Saat menjamurnya warung kopi, wali kota memberi julukan kota seribu warung kopi. Saat ada isu parfum Banda Aceh ingin menjadi kota parfum. Ketidak konsistenan ini merupakan refleksi dari kegalauan untuk menentukan siapa sebenarnya Banda Aceh, dari mana lahirnya Banda Aceh? Hendak kemana arah pembangunan kota Banda Aceh, yang 700 tahun menjadi Ibukota Kesultanan Aceh. Apakah dari lumpur tinja? Ataukah dari permata berlian yang kita timbun dibawah sampah-sampah? Atau dari kolaborasi keduanya?. Selamat Ulang Tahun ke- 820 Tahun Kota Banda Aceh, Kota Sultan Johansyah, Kota Tamannya Para Sultan (Bustanussalatin).

H.Tuanku Warul Waliddin,SE,Ak adalah Ketua Yayasan Sultan Alaidin Mansyursyah

spot_img

Terkait

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

spot_img

INDEKS