Setelah Sumatera dimasuki oleh Sekutu/NICA, keberadaan Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatera Barat terancam. Ketua PDRI Syafruddin Prawiranegara bersama staf dan petinggi PDRI pindah ke Aceh.
Hari pertama berkantor di Aceh, pada 31 Januari 1949, Syafruddin Prawiranegara menginstruksikan angkatan perang di Aceh untuk terus bertempur agar Sekutu/NICA tidak bisa masuk ke Aceh. Pasukan dari Aceh agar dikirim ke Front Medan Area untuk membebaskan Sumatera dari pendudukan Sekutu/NICA. Instruksi itu disampaikan melalui siaran radio di Banda Aceh.
Pemberitahuan yang sama juga disampaikan kepada Menteri Luar Negeri PDRI AA Maramis yang berada di India, melalui kawat yang dikirim via JBJ6/JBTI di Banda Aceh. Isi kawat berbahasa Inggris tersebut bisa dilihat dalam buku Sekali Republiken Tetap Republiken halaman 36, seperti kutipan di bawah ini.
Baca Juga: Dewan Perjuangan Daerah Aceh Dibentuk
dr mr maramis min of foreign affairs emerg gov ri throught dr soedarsono rep indonesia newdelhi no 93/pdri date 31 january 1949 stop according decision emerg govt rep indonesia cease fire order can only be issued bij pres in quality supreme commander after conference between at least pres comma vice pres and prov emerg govt stop as to attitude emerg govt ri towards security council resolution in general this too depends upon same conference comma the content of security council resolution being much less than asia conference resolution full stop. emerg govt rep Indonesia. head dr s prawiranegara
Baca Juga: Kabinet Perang Aceh Membentuk Lembaga Wali Nanggroe
Dua hari sebelumnya, 29 Januari 1949 pukul 15.00 angkatan bersenjata Republik Indonesia dengan kekuatan satu seksi, menyerang pasukan Belanda di wilayah Langkat area. Serangan itu juga didukung oleh rakyat di daerah pedalaman.
Juru bicara Tentara Nasional Indonesia (TNI) Divisi X Komando Sumatera mengumumkan, setelah terjadi pertempuran selama satu jam, pasukan republik berhasil memasuki Kebun Sosial dan membakar sebuah gudang penuh getah, sampai semua musnah.
Dari sana serangan kemudian dianjutkan ke lapangan terbang, tapi tak ada perlawanan, militer Belanda telah mengundurkan diri dari lapangan tersebut. Esoknya tentara Republik kembali ke pangkalannya tanpa korban. []